Oleh: Istantini
(Mainstream Analitis)Perjumpaan itu kembali tergelar setelah sekian lama
Terekam dalam pandangan tanpa bincang bersama
Mengemuka dalam benak beribu tanya menjelma.
Seraut wajah terlihat tiada asing dari kejauhan
Wajah yang dulu lekat dalam hati dan angan
Kusegera mendekat dan menyapa sopan
Sekejap menghilang ditelan kerumunan.
Kekecewaan seketika mengalir deras
Seiring kaki tiba-tiba memberat malas
Melangkah dengan kehampaan mengulas
Terpenggal oleh catut keinginan yang terlepas
Namun, tetap bebaskan pandangan liar melintas.
Berharap bisa tertangkap dalam jaring-jaring mata
Bayangnya menghampiri dan mengurai ragam cerita
Hadir dalam rentang panjang perjalanan yang tercipta
Membuka pintu penjara rindu yang tambatkan derita
Menyesakkan sukma terbelenggu pengap gelap gulita
Terlunaskan melalui canda riang, tertawa penuh genta.
Semua sekadar pengandaian dan bukan realita terjejak
Mencoba mencari jawaban atas keraguan yang tampak
Memercayai pandangan atau sekadar khayal menyeruak
Kuhanya terdiam dalam ketidakpastian sedang menapak
Mendesah napas panjang 'tuk meluruhkan rasa terserak.
Informasi takpernah melintas dari segala penjuru arah
Mencoba tawarkan solusi agar kebingungan musnah
Menganggap sebagai gegar halusinasi membuncah
Kembali berkonsentrasi pada masa depan cerah.
Memohon petunjuk-Nya agar bisa berpikir realitis
Membuang halusinasi dan takpernah pesimis
Mantap merenda masa depan yang dinamis.
Bondowoso, 3 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments