LUKA MASIH BERTAHTA
Sumber foto dari google |
Oleh: Istantini
(Mainstream Reflektif)Cinta telah menambatkan beribu luka
Menghalangi pendar dan kilauan arunika
Memenjaraku dalam kegalauan penuh duka.
Kesengajaan pengkhianatan telah menghujam
Menusuk permukaan hatiku terasa remuk-redam
Menikam sukma dan antarkan lara bersemayam
Lunglai lenyap daya dalam pedih bak dirajam.
Kekejaman sempurna telah tersematkan
Sahabat karib menambahkan beribu sayatan
Menyuguhkan awan hitam berarak berkejaran
Membentangkan rona duniaku dalam kegelapan
Tanpa bintang-bintang bercahaya dalam pelukan.
Waktu amat enggan menghadirkan penawar ampuh
Kicauan merdu burung-burung pun terus menjauh
Meninggalkan diriku dalam luka masih
melepuh
Merasakan kegersangan hati yang bergemuruh
Tanpa rimbun pepohonan hati untuk berteduh
Membuat diri makin terpuruk dan merapuh.
Mencoba berkompromi dengan realita
Berusaha menghentikan cucuran air mata
Menyadari takdir telah menyelipkan derita
Memetik hikmah di balik tragedi tergelar nyata
Bangkit 'tuk mempersiapkan asa kembali bertahta.
Aku menyesali kesedihan terlalu lama menjarah
Membiarkan diri tanpa daya untuk melangkah
Menyia-nyiakan waktu berlalu tanpa arah
Mengetahui kenyataan diri telah kalah.
Berusaha menerima semua dengan ikhlas
Bersandar pada kasih-Nya tanpa batas
Meningkatkan derajat lebih pantas.
Bondowoso, 5 Oktober 2022