Jumat, 02 September 2022

Diam

 


Oleh Istantini


Aku diam
Aku berusaha menata hati
Dari tercabik-cabiknya rasa sakit
Yang sengaja kaugoreskan

Aku diam
Aku mencoba memahami
Dari makna keseluruhan kekata
Yang sengaja kaulontarkan

Aku terus diam
Aku menunggu untuk melihat roman muka
Dari situasi dan kondisi yang terlampiaskan
Mencerca dari semua penjuru arah

Takperlu kaurisau soal itu
Air mataku terlalu mahal
Kujaga dalam bingkai yang kuat
Agar tak setetespun akan tumpah

Aku diam
Bukan sedang hanyut tiada daya
Dalam air bah tekanan atau impitan
Tiada henti menerjang dengan suara gemuruhnya

Kau tetaplah tenang
Aku bukan insan lemah
Insan yang begitu gampang tumbang
Dan terkapar
Sebab kuyakin Tuhan selalu jaga


Bondowoso, 3 September 2022

Keluh Kesah

 


Oleh Istantini


Pada secarik kertas buku harian
Kutuliskan keluh kesahku yang sehàrusnya tiada
Pertanda kurangnya syukur yang seharusnya melimpah
Menutupi protes diri yang termakan ambisi

Terkadang kumerasa begitu lelah
Kerja keras telah kulatarkan total
Berharap meraup pundi-pundi dolar
Namun realita tak sejalan
Terasa sungguh menyedihkan

Kesal dalam atma menekan hebat
Merobek-robek dinding sukma
Akhirnya lemas tak karuan
Hanya membuat diri menjadi meriang
Meradang dan ambyar

Terkadang kumerasa bersemangat
Berharap bintang-bintang mendekat
Mengantarkan mimpi telah berubah jadi kenyataan
Memoles rona wajah penuh keriangan
Dan kubisa menikmati bahagia dengan semua geliatnya

Andai realita telah membisikkan
Akankah kubisa usahakan bahagia terus berpihak?
Atau semu yang sedikit demi sedikit mengukir rasa
Sedikit demi sedikit pula merampasnya tak bersisa?

Tuhan berikan kekuatan dan jalan
Agar kubisa merengkuh semua dengan bahagia
Dengan kelapangan dan keluasan hati
Juga syukur tiada batas


Bondowoso, 2 September 2022

Rabu, 31 Agustus 2022

Gelisah Tiada Mengakar

 


Oleh Istantini


Ku masih membisu tak bergeming
Memanjakan lamunan melangit
Bersua dalam binar mata sayu
Duduk terpaku tiada bersahut

Ada banyak kisah terpampang ulang
Melukis awan kala senja
Memantik suka ria
Menyelipkan duka lara
Menebarkan gundah gulana

Sesekali melirik sang surya
Tetap memberiku kesan menawan
Dengan suguhan panorama istimewa
Menjadi penghiburan tiada tara

Kumasih terdiam dalan lena lamunan
Entah kapan kuakan melunaskan
Hingga semua tiada pernah berulang
Segala resah gelisah yang mengakar

Hingga yang tertinggal hanya semangat dan harapan
Serta doa dan kepasrahan yang selalu menguatkan
Dalam cipta, rasa, dan karsa luas membentang

Bondowoso, 1 September 2022

Selasa, 30 Agustus 2022

Jalan Panjang

 


Oleh Istantini


Kukira kutak akan menoleh ke belakang
Jalan berliku penuh aral melintang
Penuh ranjau-ranjau mencakar
Dimana goresan luka masih membekas
Menjadi tanda yang masih bisa terbaca
Adegan kisah dan latar di baliknya

Kutak bisa terus tertunduk dengan pilu
Dengan periuk air mataku yang berulang penuh
Gambaran kesedihanku yang teramu menjadi satu
Tumpah ruah merundungku

Kuhanya ingin fokus ke depan
Jalan panjang yang menghampar di hadapan
Berbekal pengalaman berharga
Dengan bara semangat yang terus berkobar
Dan tumbuhnya keyakinan yang terus mengakar kuat

Kuingin menapaki jalan dengan selamat
Acuhkan bujuk rayu yang menyesatkan
Yang membuatku kian jauh dari tujuan
Bahkan terpuruk jatuh dengan peristiwa sama
Yang melekatkan sedih dan kecewa akan suatu kegagalan

Lambat namun pasti
Harapan akan berada di genggaman
Dalam akhir perjalanan panjang
Selamat dan bahagia menjadi tujuan

Bondowiso, 31 Agustus 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...