Sabtu, 26 Februari 2022

Cinta Tak Bersyarat


Oleh Istantini


Setidaknya berikan aku sebuah jaminan
Meski cintaku tak bersyarat
Agar lega hati bisa lebih menguatkan
Tuk diriku bertahan
Tuk diriku memperjuangkan hingga akhir

Ku tak berniat melepaskan asaku
Ku juga tak ingin setiap inchi langkahku
Terhenti karena ketidakberdayaan dan keputusasaan
Meski penantianku seakan tak berujung

Acapkali aku bertanya
Dengan berbagai keluh kesah
Berada di antara gundah gulana
Serta remuk redamnya hati yang sungguh malang

Akankah hari indah itu kumiliki
Apakah ini bagian dari suratan takdir
Ataukah ujian tuk bersabar hati
Sungguh ku hanya bisa berserah diri


Bondowoso, 27 Februari 2022

Jumat, 25 Februari 2022

Ladang Pahala


Oleh Istantini


Setiap hembusan nafasku
Adalah anugerah yang harus kumaknai
Dengan berpijak pada kewajiban berprinsip Sebagai latar derap kaki
Juga alur dari aktivitas jari - jemari

Bukan sekedar kata-kata
Bukan pula kelakar khayalan
Atau sebuah bayang-bayang
Yang tak pernah tersinggah makna

Denting-denting waktuku menjadi pemacu
Rumahku adalah ladang pahalaku
Sebagai pusat konsentrasiku
Bagaimana ku harus menyemai
Ku menanami
Ku menjaga dan melindungi

Meski telah tertuang segala letih
Kristal-kristal kesabaranku teruji di sini
Ku hanya ingin memberikan suguhan terbaik
Ku tak ingin melewatkan hari
Hari yang meninggalkanku tanpa arti


Bondowoso, 26 Februari 2022









Kamis, 24 Februari 2022

Senyum Lepas

Sumber foto dari WA

Oleh Istantini


Kulihat...
Senyum mereka lepas
Tawa mereka lepas
Tak terbata-bata

Kudengar...
Senda guraunya riang
Canda ceritanya tanpa beban
Dalam rentang waktu lama

Celotehnya sederhana
Gaya bicaranya polos tak direkayasa
Aura kejujuran selalu terbias
Menghampar di setiap ritme suasana

Jiwanya bersih
Tak terjangkit penyakit hati
Tiada keluh-kesah di tiap durasi
Hanya memaknai waktu dengan baik

Kuingin goreskan dalam duniaku
Tanpa jeda dengan warna itu
Agar menebar ke semesta kehidupanku

Ku fokus menghadap
Tak sedikitpun ingkar
Dan tak ada niat memalingkan muka


Bondowoso, 25 Februari 2022

Rabu, 23 Februari 2022

Menggantungkan Rindu


Oleh Istantini


Dimana aku kan ungkapkan rindu
Tidak mungkin di laman yang dulu
Mungkin telah kau blokir tanpa sepengetahuanku
Sebab lama tak terlihat batang hidungmu
Meski sekedar emoticon tanda berkunjung

Berapa kali musim telah berganti
Deret bilangan waktu selalu kutandai
Sembari kugantungkan pesan rindu
Dan acapkali berharap
Semua tak selamanya semu

Berapa lama aku harus menunggu
Peredaran musim akan mengabarkan kepadaku
Tentang dirimu yang akan menepati janji
Dan melunaskan hutang penjelasan kepadaku

Pabila nanti dirimu benar-benar hadir
Di tempat yang dulu kau ikrarkan janji
Masihkah sama statusmu
Ku hanya merasa takut
Biar tak percuma kumenunggu
Juga tak sia-sia kumenggantungkan rindu di tiap almanak waktu



Bondowoso, 24 Februari 2022

Selasa, 22 Februari 2022

Keintiman

 


Oleh Istantini


Aku bisa pamerkan keintiman rasa
Dari gudang penghimpun yg telah sarat
Ada banyak cerita yang menguras air mata
Ada kelakar tawa yang mengisyaratkan kegembiraan
Dan resah yang bersumber dari banyak kejadian

Aku bisa banggakan keintiman rasa
Terbangun dari banyaknya tragedi yang mencerca
Terbentuk dari peristiwa tragis yang menyayat
Terlapisi oleh warna pelangi perjuangan
Yang menuangkan banyak rasa
Duka lara dan nestapa
Riang gembira dan bahagia

Keintiman rasa itu tak bisa sirna
Keintiman rasa itu tak bisa ditukar
Ada hikmah berharga di dalamnya
Yang membawa selaksa perbaikan

Keintiman rasa itu adalah Aku dan Dia
Sahabat yang kini tinggal di pulau seberang
Suara rindu terus terngiang
Ikatan hati selalu bertautan
Dan data memori selalu bisa menayangkan kisah secara berulang




Bondowiso, 23 Februari 2022

Senin, 21 Februari 2022

Padang Nestapa

Sumber foto dari WA

Oleh Istantini


Dunia mereka seperti di padang nestapa
Tangan-tangan dan kaki-kaki algojo kekerasan
Menghantamkan pukulan dan tendangan tak terjeda
Menuai lebam dan memar sekujur raga

Dengarkan sebentar saja tangis hati mereka
Penuh ratapan yang menyayat
Berikan sedikit saja rasa kasihan
Biar bernafas lega meski sekejap

Binar matanya nampak suram
Aura di wajahnya terlihat kelam
Sebagai isyarat nestapa yang meronta
Di dunia yang mencabik-cabiknya

Mereka telah kenyang melahap semua
Terlantar dan berkeliaran di jalan
Apa hendak di kata
Ingin memberontak pada siapa
Aksi demo pun tak akan membuka jalan
Lara dan nestapa kan menghilang

Pedih...
Perih...
Tragis...
Terbiarkan...
Cerita kesedihan yang sempurna

Astaga...
Masih ada saja yang menjadi penggores
Garis sudranya menjadi lebih tebal
Tega....


Bondowoso, 22 Februari 2022

Minggu, 20 Februari 2022

Image Semu

Image Semu

Oleh Istantini


Rasa heran terus melilit hati
Ribuan tanya mengudara berulang kali
Ribuan jawab selalu enggan hadir
Tak habis mengerti
Tetapi benar-benar terjadi

Mengapa tak kau hempaskan
Mengapa tak kau hentikan
Itu hanyalah kekerdilan jiwa
Hanya sekedar pose buatan yg tak membuatmu bahagia

Kau tak perlu memaksakan diri
Kau juga tak perlu menipu diri
Hanya untuk image semu
Dan motif terselubung

Menjadi diri sendiri lebih terhormat
Memaksa dusta hanya berimbas tertekan
Dan memunculkan tunas-tunas dusta
Yang akan menenggelamkan hingga dalam
Ke dasar suatu kerendahan


Bondowoso, 21 Februari 2022

Malu

 Malu

Oleh Istantini


Aku merasa sangat malu
Namun aku tak perlu ikatkan selendang tuk menutup mataku
Pun tak perlu kenakan topeng tuk menyembunyikan wajahku
Apalagi tertunduk menjatuhkan kepalaku

Aku tak sedang ketahuan telah melakukan kesalahan
Aku tak sedang kepergok telah mencuri dengar pembicaraan
Juga tak sedang salah sasaran meluapkan kemarahan
Terlebih bermuka dua demi suatu pujian

Aku sangat malu telah menyia-nyiakan waktu
Dengan tak menyadari belum tunaikan kewajibanku
Aku juga malu telah mengingkari nuraniku
Membalikkan kebenaran dengan memutar lidahku

Aku malu
Jiwaku malu
Hatiku malu
Bagaimana aku menghukum diriku
Aku sungguh malu...



Bondowoso, 20 Februari 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...