Jumat, 09 Desember 2022

MENGULAS SENYUM



Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Menanggapi sesuatu tak harus seirama
Tak membalas dengan motif sama
Memilih tersenyum dalam atma.

Semua hanya celoteh semata
Riuhnya takhadirkan desah tertata
Anggap embus angin membawa berita
Sebentar hilang dalam alun orkestra semesta.

Membiarkan suara sumbang terdengar pedas
Datang dengan rambat gelombang melaju deras
Sekejap memerahkan wajah dan sirna tiada bekas
Hanya memanaskan telinga dan sekejap mengulas
Terhapuskan oleh aura senyum yang cepat membias.

Mengikuti hukum, ketentuan, atau aturan tersurat
Tiada pernah kesampingkan norma-norma tersirat
Menajamkan hati dengan belas kasih yang hangat
Terus tebar kebaikan yang mendatangkan manfaat
Tiada surut meskipun bertubi-tubi cibiran mengerat
Terkontaminasi anggapan kotor yang sering berkutat.

Terus ada kendala dalam memaknai waktu berputar
Beragam komentar silih berganti mencecar gencar
Melebarkan area dalam menciptakan riuh tergelar
Memilih diam dan mengulas senyum tiada gentar.
Pantang mundur kobarkan semangat tiada pudar

Abaikan ujaran menyengat hingga dalam mendesah
Ulas senyuman sebagai respon menekan masalah
Tak terpancing gelagat sindiran yang membuncah
Tak hanyut terbawa arus gelombang memecah.

Memupuk kesabaran dalam kuota berlebih dengan senyum
Membuka pintu maaf agar aroma persaudaraan tercium
Melangitkan doa demi suasana indah dan harum.


Bondowoso, 9 Desember 2022

Kamis, 08 Desember 2022

TIRAI TERBENTANG



Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Lelah tubuh terasa mencubit-cubit
Sukma terasa sakit dan terimpit
Ingin berteriak dan menjerit.

Berharap semua bisa mengerti
Bukan mem-bully tanpa simpati
Demi memuaskan diri tiada hati
Terpenuhi keinginan yang berarti.

Mereka sengaja membentangkan tirai
Menutup lensa bola mata nan memadai
Kepura-puraan tidak akan pernah terberai
Selalu utuh tersembunyi dalam riuh ramai
Isyarat ketidakpedulian hati terus tersemai.

Enggan menghamparkan jaring telinga lebar
Sengaja tiada ingin lirih keluhan akan terdengar
Persahabatan inikah yang mereka bilang cetar?
Pamor tulusnya tergadai dengan makna gegar
Lebih sadis menilai dengan ukuran dan kadar
Untung rugi sebagai pertimbangan tergelar.

Kutelah maknai persahabatan dengan total
Menggelar dengan sudut pandang yang ideal
Menyuguhkan dalam setangkup rupa optimal
Menumbuhkembangkan agar menjelma kekal
Tanpa suatu motif yang membuatnya dangkal.

Akhirnya bisa terbaca isyarat yang terdedah
Pemahaman terhimpun tak luruhkan ramah
Tak surutkan arti persahabatan nan indah
Kumenata ulang agar tak selalu terjajah.

Kesabaran harus selalu dipraktik tuang
Tebar kebaikan dengan rida-Nya terus tergalang
Tak sekadar pada area persahabatan sempit berbilang.

Bondowoso, 8 Desember 2022

Selasa, 06 Desember 2022

PESAN SINGKAT

 


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Pesan tersurat dalam perpaduan warna dan kata
Tersusun dalam barisan-barisan kalimat apik tertata
Menyentuh kalbu dari kedalaman makna tercipta

Pesan dengan variasi diksi tampak sederhana
Mengisi dan melekat di ruang atma tiada sirna
Seiring kekerdilan jiwa membuat diri terlena
Kembali pada rel atau jalan membahana.

Pesan yang kuterima sarat petuah
Memberi siraman kalbu 'tuk berbenah
Ketenangan merasuk dalam aliran darah
Membuka ruang introspeksi luas terdedah
Temukan pedoman bersikap dan melangkah.

Ada rasa mengharu biru seiring hati bergetar
Menyimak penuh konsentrasi tiada memudar
Meresapi pesan berharga dengan penuh nalar
Memahami maknanya dengan hati terbuka lebar
Bertekad jalankan pesan singkat dengan sadar
Melaksanakan dengan rasa ikhlas dan sabar.

Malu takbisa tersembunyikan, terus melintas
Roman muka bagai tertampar sangat keras
Menjadi pengingat yang selalu membias
Tiada sedikit pun akan terabaikan lepas
Terlupakan takberarti dan meranggas.

Pesan tersurat singkat akan terus terekam
Terbaca pada prasasti hati dan kuat tertanam
Menjadi bintang yang tiada pernah terbenam
Menyinari jalan kehidupan tak pernah padam.

Memohon petunjuk-Nya realisasi pesan tiada henti
Syukuri anugerah-Nya bisa perbaiki diri sepenuh hati
Berusaha mengarungi samodera kehidupan penuh arti.

Bomdowoso, 6 Desember 2022

Senin, 05 Desember 2022

HANYA HALUSINASI

 


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Perjumpaan itu kembali tergelar setelah sekian lama
Terekam dalam pandangan tanpa bincang bersama
Mengemuka dalam benak beribu tanya menjelma.

Seraut wajah terlihat tiada asing dari kejauhan
Wajah yang dulu lekat dalam hati dan angan
Kusegera mendekat dan menyapa sopan
Sekejap menghilang ditelan kerumunan.

Kekecewaan seketika mengalir deras
Seiring kaki tiba-tiba memberat malas
Melangkah dengan kehampaan mengulas
Terpenggal oleh catut keinginan yang terlepas
Namun, tetap bebaskan pandangan liar melintas.

Berharap bisa tertangkap dalam jaring-jaring mata
Bayangnya menghampiri dan mengurai ragam cerita
Hadir dalam rentang panjang perjalanan yang tercipta
Membuka pintu penjara rindu yang tambatkan derita
Menyesakkan sukma terbelenggu pengap gelap gulita
Terlunaskan melalui canda riang, tertawa penuh genta.

Semua sekadar pengandaian dan bukan realita terjejak
Mencoba mencari jawaban atas keraguan yang tampak
Memercayai pandangan atau sekadar khayal menyeruak
Kuhanya terdiam dalam ketidakpastian sedang menapak
Mendesah napas panjang 'tuk meluruhkan rasa terserak.

Informasi takpernah melintas dari segala penjuru arah
Mencoba tawarkan solusi agar kebingungan musnah
Menganggap sebagai gegar halusinasi membuncah
Kembali berkonsentrasi pada masa depan cerah.

Memohon petunjuk-Nya agar bisa berpikir realitis
Membuang halusinasi dan takpernah pesimis
Mantap merenda masa depan yang dinamis.

Bondowoso, 3 Desember 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...