Sabtu, 08 April 2023

RAMADAN BERKAH



Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Kehadiran ramadan selalu dinanti
Disambut dengan suka cita penuh arti
Berharap berkah 'kan mengalir tiada henti.

Kegiatan menunaikan rukun islam keempat
Berpuasa wajib dilaksanakan dengan taat
Tingkatkan kualitas ibadah tanpa cacat
Pengabdian kepada-Nya tanpa syarat.

Berpuasa taksekadar menahan lapar
Melatih mengekang hawa nafsu terbiar
Menjaga bibir dari ucapan buruk terlontar
Menghindari luapan emosi tergelar gencar
Mengatur kelembutan atma makin berkadar.

Segala aktivitas kebaikan diniatkan ibadah
Memenuhi detak waktu tiada keluh kesah
Menata perilaku dan sikap lebih terarah
Mengulas senyum dalam seraut wajah
Melenyapkan sakit hati yang menjarah
Menenteramkan atma dengan ramah.

Ibadah wajib dan sunah terus bergulir
Memperbanyak tadarus dan berzikir
Memakmurkan masjid selalu terukir
Lakukan salat tarawih hingga akhir
Berharap berkah lancar mengalir.

Jalinan silaturahmi indah menghiasi
Saling berbagi takjil 'lah menjadi tradisi
Bersedekah ikhlas dan nyata dalam aksi
Bertujuan ringankan beban dalam satu sisi.

Menjalankan beragam ibadah dan amal kebaikan
Berharap rida-Nya lancarkan aktivitas tanpa hambatan
Mendekap hikmah ramadan penuh berkah dan ampunan.

Bondowoso, 5 April 2023

Kamis, 06 April 2023

Air Mata Nirma

Sumber foto dari google

Pentigraf ke 7

Istantini

Hari Senin ketika itu mendung bergelayut dari pagi. Doa penuh harap bahwa nanti sore tidak turun hujan. Harap cemas mengusik hati Nirma yang akan mengadakan acara bukber dengan sahabatnya. Hari yang membuat risau hati Nirma sedikit berkurang dengan adanya dering handphone Nirma.

Nirma segera angkat handphonenya. Hatinya bergembira begitu melihat nama sahabatnya Nindy tertera di layar panggilan. Mereka mengobrol santai untuk menyembunyikan harap cemas yang sedang melanda. Mereka menunggu waktu segera beranjak sore dan hujan segera reda. Harapan mereka berangsur menjadi kenyataan. Waktu berputar terus dan hampir magrib.

Nirma dan Nindy telah berada di warung makan. Dua piring nasi lalapan ayam dan dua mangkok es campur telah berada di depan meja mereka. Tinggal disantap begitu azan magrib berbunyi. "Nin, berdoa dulu sebelum buka puasa", pinta Nirma. Mereka berdoa bersama dan menikmati es campur. Mereka melangkah menuju musola untuk salat magrib. Setelah itu dilanjutkan buka puasanya dengan mengobrol santai. Tiba-tiba Nirma menangis dan langsung memeluk sahabatnya. Nindy keheranan dan mengucapkan selamat kepada Nirma yang diterima di fakultas kedokteran setelah melihat pesan di handphone Nirma. Air mata kebahagiaan.

Bondowoso, 7 April 2023

Rabu, 05 April 2023

MERUPA SENJA

 

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Menyadari usia taklagi muda
Waktu berputar takada jeda
Gelar darma tiada mereda.

Semua takada yang kekal
Batas waktu terus mengawal
Berikan aba-aba 'tuk mengepal
Bersiap memaknai setiap jengkal.

Berintrospeksi secara menyeluruh
Menanggalkan arogansi dan angkuh
Menata kesabaran dari paparan keluh
Ikhlas menjalani takdir bercucuran peluh
Berserah kepada-Nya taksedikit pun jenuh.

Melakukan pengendalian diri secara ketat
Meruntuhkan emosi bergemuruh setiap saat
Berusaha jadi pemaaf terhadap perilaku jahat
Menghilangkan beragam rupa dendam kesumat
Pahami dari sudut pandang berbeda tak bersyarat
Menggalang silaturahmi persaudaraan lebih manfaat.

Merupa senja dengan kekayaan kalbu berlimpah ruah
Meramu ragam kiat hadirkan keteduhan merambah
Berfokus pada kedamaian hati bisa selalu singgah
Menata ucapan dan bahasa tubuh ramah tamah
Menjauhkan pikiran negatif dalam berkiprah.

Merupa senja dipenuhi puja makin berkualitas
Meningkatkan iman dan takwa jadi prioritas
Beramal saleh secara bergegas dan ikhlas
Bangun jiwa pengabdian makin meluas.

Berharap senjaku dihiasi awan kasih sayang
Pendar kebahagiaan lahir dan batin terus tertuang
Bersinaran rasa syukur dan berserah selalu menopang

Bondowoso, 4 April 2023

Takpenting

 

Sumber foto dari google

Oleh Istantini


Kau datang dengan setangkup bunga
Indah dan sangat menawan
Namun, mata ini enggan melihat
Hatiku telah memberikan signal
Takada ketulusan terbaca di sana

Setangkup bunga takbisa sekali lagi menggoda
Kutak bisa mencium harumnya
Meski kausemprotkan sekian botol wewangian

Rasanya telah begitu hambar
Sejak kaucampakkanku begitu rupa
Kausempurnakan kekejamanmu
Tiada tara

Semua yang kaulakukan menjadi takpenting
Sejak kaubentangkan jurang pemisah
Tiada sebab kauastakan kepedihan
Menyiramkan ke semua raga sukma takbersisa

Takpenting semua puja yang dulu menghias
Kini hanya cacah kisah harus dilupa
Takperlu dibicara ulang
Takperlu dimuat tayang
Penting itu telah tiada

Bersyukur kutak tergilas
Berusaha menghargai diri lebih pantas
Bersabar dan ikhlas penuh martabat juga kehormatan

Bondowoso, 4 April 2023

Selasa, 04 April 2023

Mengapa

 


Oleh Istantini


Mengapa terlalu sulit
Menghapusmu dari hati
Padahal luka yang kauberi
Terlalu mengiris-iris

Mengapa terlalu sulit
Lupakan kisah bersama telah terakit Menghapusnya dari memori
Padahal cerita pedih yang terjadi
Sungguh mencabik-cabik

Mengapa bayangmu terus mengusik
Akibatkan radang anganku membengkak lebih
Melemahkan motivasi hingga mengerdil
Padahal seharusnya asa terus menghiasi
Upaya terus tergali

Mengapa rindu juga bertahan hingga kini
Akibatkan kerak-kerak di dinding hati
Mestinya kubisa membuatnya beralih
Menjadi sesuatu takberarti

Mestinya upayaku takterbatas hitungan hari
Tak pernah berhenti
Dan membiarkan tercampakkan dalam ilusi

Ketegasanku seharusnya sekuat besi
Bisa berpikir lebih realistik
Rusak parahnya bangunan cinta
Hingga takmungkin bisa diperbaiki
Memilih membiarkannya menjadi puing-puing

Bondowoso, 3 April 2023

Senin, 03 April 2023

Malu Bukan Kepalang

Sumber foto dari google

 

Pentigraf ke-6

Oleh Istantini

Seminggu lalu saya kedatangan bu Anita dan bu Siti dari UPTD SPF SMP terdekat. Mereka bermaksud ingin memberikan sosialisasi kepada murid kelas 6. Dengan senang hati saya sambut baik. Saya antar ke ruang kelas, dan saya persilahkan memberikan sosialisasi tentang visi dan misi, sarana dan prasarana, kegiatan, kesiswaan, dan sebagainya.

Kegiatan sosialisasi pun berlangsung. Saya kembali ke kantor mencari buku tamu dinas agar selesai kegiatan bisa menuliskan jejak di sana. Saya pilih-pilih, ambil, dan taruh di meja kantor. Akhirnya sosialisasi selesai. Kita berbicang sebentar seputar upaya memotivasi siswa agar melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Taklupa salah satu tamu menulis di buku tamu."Kita berdua tanda tangan bu?" tanya bu Siti. Mereka pun membubuhkan tanda tangan dan menutup buku.

Kami bertiga berfoto bersama. Ucapan terima kasih disampaikan bu Siti dan Anita. Ada harapan semoga banyak siswa mendaftar dengan menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diterima dan diisi murid. Bu Siti dan Anita berpamitan. Saya baca buku dan ingin mengembalikan ke tempatnya. "Astagfirullah", saya berucap kaget. Malu pada diri meluap, ternyata saya salah ambil buku supervisi. Saya berlari keluar ingin memanggil bu Siti. Yach.... jalan tak menampakkan mereka.

Bondowoso, 31 Maret 2023

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...