Sabtu, 26 November 2022

TAHTA ITU

 

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Memiliki tahta atau kedudukan menjadi idaman
Segala usaha jerih payah mengarah satu acuan
Berfokus 'tuk menggapai dengan penuh harapan.

Tahta itu tidak sekadar menggelar rasa senang
Membuat diri memiliki kepercayaan diri menjulang
Memantik kebanggaan yang senantiasa tertuang
Namun, rasa penuh syukur senantiasa melanglang.

Tahta itu datang dari Tuhan sebagai anugerah
Hadir menggoreskan warna cerita dan sejarah
Tiada sekadar memosisikan mahkota indah
Aura kewibawaan membias di seraut wajah
Tingkatkan percaya diri dalam melangkah.

Tahta itu tetap singgah dan terus hinggap
Hamparkan selaksa aktivitas dan harus siap
Mengeksekusi dengan semangat beribu derap
Menyikapi permasalahan timbul dengan sigap
Menerapkan alternatif solusi tiada ragu dan cakap
Memikul tanggung jawab tuntas dengan suara kedap.

Tahta itu bukanlah bergelimang nikmat
Tiada menambatkan garis penuh sekat
Dirasakan otomatis dan terus tersemat
Membutuhkan totalitas daya dalam giat
Memerlukan fokus pikiran dan tekat kuat.

Bekerja dengan hati dan sungguh-sungguh
Takhiraukan bercucuran deras akan peluh
Menjalani dengan ikhlas tiada mengeluh
Memohon petunjuk-Nya tiada menjauh.

Menjalankan tahta dengan penuh cinta
Berharap rida dan berkah-Nya secara nyata
Disempurnakan rasa syukur seluas semesta.

Bondowoso, 24 November 2022

Kamis, 24 November 2022

ULANG TAHUN PERNIKAHAN


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Dua puluh tiga tahun waktu yang lama
Beribu-ribu paparan peristiwa tergelar bersama
Berjuta rasa menyertainya dalam cakupan ragam tema.

Masalah hidup nan kompleks penuh gejolak
Tersaji dalam untaian suka duka hingga sesak
Dalam ramu kombinasi resah gelisah penuh gertak
Mencurahkan segenap kekuatan pada langkah terjejak.

Bagaimana menyelaraskan antara ujian, sikap, dan perilaku?
Penuh kehati-hatian meski terkadang hadir tanggapan kaku
Disempurnakan dengan aura menukik tajam membeku
Enggan beranjak, pandangan sinis selalu berjibaku
Aku hanya bisa mendesah dalam diam terpaku.

Kehidupan berjalan tak seperti dalam pikiran
Anggap masalah kecil tak akan mengubah keadaan
Tiada memperhitungkan hal sepele bisa mengerdilkan
Warna perkataan tergores tiada bisa memorakporandakan
Keistimewaan rasa tiada beralih karena secuil kesenjangan
Meremehkan permasalahan kecil masih sering dilakukan.

Kejadian kecil tak terduga seharusnya tak melayang
Tenangkan hati agar panas beringas tak meradang
Dinginkan pikiran 'tuk beban yang tak berbilang
Berintrospeksi diri harus segera dipraktik tuang
Motivasi dan rendah hati takboleh berkurang.

Merumuskan target kehidupan dan berupaya mencapai
Bahagia menjadi pilihan dan berkonsentrasi menggapai
Kuatkan benteng hati, bersandar syariat agama sesuai
Membangun mahligai kasih sayang tak pernah lalai.

Berpijak sikap sederhana, jujur, saling percaya
Pertahankan hingga tutup usia dengan segala daya
Mendapat rida-Nya hingga merekah selalu bercahaya.

Bondowoso, 17 Mei 2022

Rabu, 23 November 2022

SEMESTA HATI



Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Memaparkan ruang hati seluas semesta
Mengangkasa di sana mentari pengusir gulita
Bertebaran pula bintang-bintang nan cantik jelita.

Kegembiraan selayaknya menghampar di sana
Purnama kerahkan total sinarnya penuh pesona
Singkirkan nuansa kelam dasar hati segera sirna
Menghadirkan aura terang benderang merona.

Menetapkan bahagia menjadi pilihan amat tepat
Kedap-kedip bintang menawarkan tanpa syarat
Hadirkan suasana indah serta gembira melekat
Menghalau butiran keresahan yang tertambat
Berlangsung dalam waktu yang tak singkat.

Hati sanggup memandang luas dan lepas
Buka cakrawala berpikir, berputar tiada batas
Menemukan selaksa solusi cepat dan tangkas
Mengutamakan mengambil keputusan prioritas
Tetap mengedepankan luka tak pernah membias
Percik-percik kesedihan juga tidak akan berpapas.

Hati seluas semesta memiliki jangkauan panjang
Memiliki ketajaman melihat yang tiada terkekang
Berusaha kuat menangkal hujan badai menerjang
Ada keyakinan sesudahnya pelangi selalu datang
Tiada gusar keterpurukan 'kan kembali berulang.

Keyakinan bahwa semesta senantiasa indah
Mengupayakan kesabaran hati berlimpah
Maksimalkan usaha dan selalu berbenah
Bersandar pada kasih-Nya 'tuk berserah.

Hati seluas semesta laksana kekayaan
Membuat diri tampak tenang dan elegan
Percaya diri dalam gelanggang takdir berjalan.

Bondowoso, 18 November 2022


Selasa, 22 November 2022

CINTA YANG TERAMPAS

 


Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Kehidupan cinta takselalu berjalan mulus
Menapak di atas liku-liku dan rentan terjerumus
Napasnya terengah seiring ketulusan mulai tergerus.

Terpautnya dua hati bermula penuh getar asmara
Dihiasi saling pengertian yang besar tiada tara
Tumbuh merekah diatas komitmen membara
Berangsur surut dan lahirkan beragam lara.

Kepercayaan tergilas roda waktu berputar
Kekecewaan sering terjadi dan berkelakar
Semua perkataan terdengar sangat kasar
Sikap acuh tak acuh senantiasa tergelar
Pandangan kebencian selalu terhampar.

Pengkhianatan itu terasa menghunjam
Hadir mengguratkan luka hingga dalam
Porandakan rasa cinta yang bersemayam
Menjadikan senyum dan tawa terbungkam
Memangkas akar rasa yang subur tertanam
Membuat relung atma menjadi remuk redam.

Waktu telah membukakan hati figur kekasih
Takharus membalas sama atau merasa sedih
Senantiasa mampu berjalan meski tertatih-tatih
Percaya diri dan tetap memiliki hati yang bersih
Mengutamakan masa depa agar segera teraih.

Menyadari bahwa cinta adalah bagian dari takdir
Semua peristiwa telah jadi skenario yang hadir
Bagian ujian yang harus dijalani hingga akhir
Tanpa menyalahkan akan hinggapnya getir

Memetik hikmah untuk perbaikan ke depan
Selalu bersandar pada kasih-Nya 'tuk bertahan
Menjadi lebih sabar dalam menghadapi semua ujian.

Bondowoso, 14 November 2022

Senin, 21 November 2022

Terbungkam Asaku

 


Oleh Istantini


Aku sedih sejak kaubungkam asaku
Kuterkulai dan tersungkur
Memanja pada peluk bumi
Rebah dengan tercabik-cabiknya hati

Irama pilu terdengar dari hati
Lirih tetapi berlebih-lebih pedih
Sakit teriris-iris
Sangat kuat mengimpit
Menukik sanubari.

Kaubungkam asaku
Seperti membabi buta memukul telak
Bahkan angin hanya bisa meyaksikan
Burung-burung berpura-pura tiada melihat
Memalingkan muka dan pergi dalam sekejab.

Tinggal tubuhku yang tiada daya
Asa ibarat telah sekarat
Pandanganku menerawang
Kumenatap hampa

Entah kuakan terus terjerembab
Ataukah suratan takdir dengan keajaiban-Nya
Mengepakkan sayap sayapnya
Dan menambatkanku di sebuah biduk
Tuk menjemput harapanku di seberang.

Bondowoso, 21 November 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...