Oleh: Istantini
(Mainstream Analitis)Lelah tubuh terasa mencubit-cubit
Sukma terasa sakit dan terimpit
Ingin berteriak dan menjerit.
Berharap semua bisa mengerti
Bukan mem-bully tanpa simpati
Demi memuaskan diri tiada hati
Terpenuhi keinginan yang berarti.
Mereka sengaja membentangkan tirai
Menutup lensa bola mata nan memadai
Kepura-puraan tidak akan pernah terberai
Selalu utuh tersembunyi dalam riuh ramai
Isyarat ketidakpedulian hati terus tersemai.
Enggan menghamparkan jaring telinga lebar
Sengaja tiada ingin lirih keluhan akan terdengar
Persahabatan inikah yang mereka bilang cetar?
Pamor tulusnya tergadai dengan makna gegar
Lebih sadis menilai dengan ukuran dan kadar
Untung rugi sebagai pertimbangan tergelar.
Kutelah maknai persahabatan dengan total
Menggelar dengan sudut pandang yang ideal
Menyuguhkan dalam setangkup rupa optimal
Menumbuhkembangkan agar menjelma kekal
Tanpa suatu motif yang membuatnya dangkal.
Akhirnya bisa terbaca isyarat yang terdedah
Pemahaman terhimpun tak luruhkan ramah
Tak surutkan arti persahabatan nan indah
Kumenata ulang agar tak selalu terjajah.
Kesabaran harus selalu dipraktik tuang
Tebar kebaikan dengan rida-Nya terus tergalang
Tak sekadar pada area persahabatan sempit berbilang.
Bondowoso, 8 Desember 2022
Keren
BalasHapus