Oleh: Istantini
(Mainstream Analitis)Menanggapi sesuatu tak harus seirama
Tak membalas dengan motif sama
Memilih tersenyum dalam atma.
Semua hanya celoteh semata
Riuhnya takhadirkan desah tertata
Anggap embus angin membawa berita
Sebentar hilang dalam alun orkestra semesta.
Membiarkan suara sumbang terdengar pedas
Datang dengan rambat gelombang melaju deras
Sekejap memerahkan wajah dan sirna tiada bekas
Hanya memanaskan telinga dan sekejap mengulas
Terhapuskan oleh aura senyum yang cepat membias.
Mengikuti hukum, ketentuan, atau aturan tersurat
Tiada pernah kesampingkan norma-norma tersirat
Menajamkan hati dengan belas kasih yang hangat
Terus tebar kebaikan yang mendatangkan manfaat
Tiada surut meskipun bertubi-tubi cibiran mengerat
Terkontaminasi anggapan kotor yang sering berkutat.
Terus ada kendala dalam memaknai waktu berputar
Beragam komentar silih berganti mencecar gencar
Melebarkan area dalam menciptakan riuh tergelar
Memilih diam dan mengulas senyum tiada gentar.
Pantang mundur kobarkan semangat tiada pudar
Abaikan ujaran menyengat hingga dalam mendesah
Ulas senyuman sebagai respon menekan masalah
Tak terpancing gelagat sindiran yang membuncah
Tak hanyut terbawa arus gelombang memecah.
Memupuk kesabaran dalam kuota berlebih dengan senyum
Membuka pintu maaf agar aroma persaudaraan tercium
Melangitkan doa demi suasana indah dan harum.
Bondowoso, 9 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments