Oleh Istantini
Ku terpenjara di tengah kota
Ketika resah dengan tangan hitamnya
Menghantamkan pukulan keras
Hingga menumpahkan kristal-kristal riang
Yang baru saja kudapatkan
Dirimu yang kutunggu
Sejak berpamitan untuk pergi sebentar
Belum juga nampak di hadapan
Sementara detik jam terus melaju
Malampun kian beranjak larut
Memenjara diriku dalam jeruji risau
Hilir-mudik yang bisa kulakukan
Sembari menatap kedip-kedip lampu hias
Sebagai upaya sesaat mengalihkan gundah
Namun hatiku tak mampu kubujuk
Dan aliran pikiranku menjadi buntu
Tuk menyiramkan keteduhan pada kalbu
Kepanikan kian memuncak
Dan belenggunya kian kuat mengikat
Ku hanya bisa duduk bersimpuh
Sembari melangitkan doa tulus
Tuhan....
Ku tak berani munculkan pikiran buruk
Kirimkan malaikat pelindungMu
Bondowoso, 19 Februari 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments