Sabtu, 12 November 2022

TEMPAT TERBAIK


Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Keterkejutanku memantik risau yang berlebih
Napas berdegup kencang menahan sedih
Aku takbisa sembunyikan rasa pedih.

Keputusan yang tiada terduga terngiang
Melumatkan dengan sadis tulang-belulang
Meluruhkan tuntas daya otot-ototku meradang
Terkulai lemas dalam pandangan menerawang.

Aku tidak pernah memikirkan semua terjadi cepat
Aku terbelenggu dalam rasa sedih yang menyayat
Ketidaksiapanku dalam menghadapi realita tersurat
Memberikan bentuk impitan dalam hati makin kuat
Suatu pukulan terlayangkan sangat telak dan berat.

Berulangkali aku menenangkan hati berkecamuk
Gemuruh rasa menghentak-hentak makin buruk
Ingin sekali aku melampiaskannya dan terduduk
Mematung dengan rasa remuk dan menumpuk
Merenungi semuanya sembari diam merajuk
Namun, tetap membuatku sangat terpuruk.

Lara berangsur sirna seiring waktu bergulir
Menyadari jodoh dan rezeki suratan takdir
Torehkan ragam kisah terbaik tiada akhir
Membuang jauh rasa hati seperti terusir
Jalani sepenuh hati bagai air mengalir.

Menorehkan bakti menjadi prioritas
Mengerahkan daya dengan ikhlas
Bersemangat 'tuk bekerja keras
Gapai tujuan dengan antusias.

Memohon petunjuk-Nya dalam setiap langkah
Mensyukuri tempat terbaik tiada berkeluh kesah
Yakin bahwa pilihan-Nya akan membawa berkah.

Bondowoso, 11 November 2022

Jumat, 11 November 2022

MENGINGATMU

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Aku mengingatmu ketika embun pagi berguguran jatuh
Satu-persatu memberikan dingin dan kesegaran penuh
Mampu membuatku menata dunia tak pernah rapuh.

Aku mengingatmu ketika sinar mentari berpendar-pendar
Menghinggapkan kilau pecah cahayanya dan melatar
Merasuki pori-pori tubuh tiada hambatan
menghampar
Aku langsung merasakan kehangatannya mengantar.

Aku mengingatmu ketika senja tunjukkan puncak pesona
Cahaya keemasan tambahkan sentuhan membahana
Semilir angin mengitari semesta sesuai rencana
Membisikkan suara lembut memantik renjana
Hadirkan bayangmu dalam hati yang terlena.

Seberapa besar rinduku membucah
Aku tertawan hias awan senja merekah
Memfokuskan total pandangan satu arah
Nikmati juga suara orkestra alam terdedah
Menyamarkan ingatanku dan luruhkan gelisah
Maksimalkan rasa terpukau oleh alam nan indah.

Ternyata ingatanku padamu tak lagi mengimpit sukma
Menjadi ingatan biasa setelah waktu sekian lama
Luka yang kautambatkan mengering dalam atma
Janji palsu hanya sebatas syair kata percuma
Makna telah berubah mengikuti basi irama.

Bersyukur kepada Yang Kuasa telah tegar
Berhasil lepas dari impit ingatan mencecar
Memiliki hati ikhlas memaafkan dalam luar
Mengingatmu dalam berbeda rasa tiada debar.

Berharap tali silaturahmi bisa terikat erat
Menyuguhkan persahabatan lebih bermanfaat
Memohon petunjuk-Nya menjalani takdir yang tersurat.

Bondowoso, 8 November 2022

Kamis, 10 November 2022

AKTIVITAS UNTUK NEGERI

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Banyak yang menganggap bahwa uang kunci utama
Menumpuk pundi-pundi menjadi tujuan yang pertama
Setiap aktivitas tiada menghasilkan hanyalah percuma.

Kepekaan terhadap lingkungan sekitar tiada melekat
Berkonsentrasi pada kepentingan pribadi amat kuat
Abaikan mata-mata menatap hampa menyayat
Tiada bergeming ulurkan tangan dan melihat.

Tiada tertanam rasa cinta kepada tanah air
Mengejar duniawi tak pernah bisa berakhir
Tak menginginkan pahala bisa mengalir
Wujud kepedulian tiada pernah terlahir
Rasa nasionalisme terhadang hadir.

Masih tinggi angka buta aksara
Impitan ekonomi terus mendera
Anak-anak jalanan amat sengsara
Kolong jembatan bagai memenjara
Hadirkan kehidupan tragis tiada tara
Namun, empati makin tiada terpelihara.

Lakukan kewajiban hidup bermasyarakat
Pentingnya menjalankan peran bermanfaat
Ulurkan bantuan untuk ringankan beban berat
Kembalikan senyum dan tawa agar melekat
Bangkit menggapai harapan bersemangat.

Beraktivitas kecil tetapi berdampak besar
Lakukan bentuk kegiatan sosial makin gencar
Mengajari anak jalanan baca tulis dengan sabar
Memberikan empati dengan ketulusan tiada memudar.

Meneladani jiwa patriotisme terus tertata
Memaknai ragam aktivitas demi negeri tercinta
Selalu berdoa agar kejayaan dan kemajuan bertahta.

Bondowoso, 10 November 2022

Selasa, 08 November 2022

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Persawahan tampak menghampar luas
Sumber penghasil makanan pokok beras
Tertanam di sana jasa petani tak terbatas.

Petani berangkat ke sawah pagi-pagi buta
Membanting tulang hingga awan senja bertahta
Tak hiraukan terik membakar tubuh secara merata
Berjuang memenuhi kebutuhan bagi keluarga tercinta.

Mengolah tanah dengan mencangkul atau membajak
Menggunakan mesin traktor atau tenaga binatang ternak
Usahakan kegemburan untuk tanaman berkembang biak
Bisa tumbuh subur berharap panen berlipat banyak
Tercukupi kebutuhan sehari-hari istri dan anak.

Petani sosok sederhana, polos, jujur, dan ramah
Terbias dan terbaca jelas pada seraut wajah
Panas matahari selalu memanggang parah
Hitam legam tubuhnya makin bertambah
Namun, memiliki senyum wajah rekah
Tiada terbersit rasa berkeluh kesah.

Setiap hari kerahkan daya maksimal
Memelihara baik tanaman secara total
Menerapkan ilmu dan teknik yang andal
Hilangkan gulma supaya panen tiada gagal
Memberantas hama agar tak berakibat fatal.

Terkadang mengajak tanaman bercengkerama
Memperlakukan dengan baik yang terutama
Doa-doa dan harapan dilantunkan bersama
Panen melimpah dan usaha tak percuma.

Semua jerih payah dilakukan sepenuh hati
Meyakini rezeki selalu mengalir tiada henti
Mensyukuri anugerah-Nya hingga akhir nanti.

Bondowoso, 7 November 2022

Senin, 07 November 2022

MEMINANG KETULUSAN


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Ada ketulusan bersemayam di sana
Tiada berbilang tetapi penuh renjana
Kubisa rasakan nyaman dan terpesona.

Tiada sedikit pun melekat kepura-puraan
Beraksi dengan latar belakang suatu alasan
Ada pamrih mengulas panjang di dalam angan
Tidak sekadar jadi harapan sebatas kata untaian.

Niat baik mendasari tindakan tiada gusar
Murni panggilan dalam hati memancar
Ada keikhlasan senantiasa menebar
Memantik suatu pujian berkelakar
Jadi buah bibir tak akan memudar.

Ketulusan terbaca pada roman wajah
Kelembutan hati terpancar di aura cerah
Tak memerlukan komentar benar atau salah
Enggan menanggapi celoteh yang membuat resah
Setiap aktivitas berada pada pijakan yang terarah
Abaikan keusilan dengan terus maju pantang menyerah.

Padamu aku meminang ketulusan yang sama
Dambakan kenyamanan tak terbatas ritma
Merasakan keteduhan sukma bersama
Merasuk ketenangan bercengkerama
Nikmati ketenteraman hati terutama.

Aku persembahkan ketulusan sejati
Kau bisa merasakan hingga nanti
Menepati janji sehidup semati
Melapangkan juga pintu hati.

Berharap ketulusan selalu menghiasi
Menjadi jejak terukir indah seluruh aksi
Bersama rida-Nya meraup bahagia terealisasi.

Bondowoso, 5 November 2022

Sabtu, 05 November 2022

LUKA MASIH BERTAHTA

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Cinta telah menambatkan beribu luka
Menghalangi pendar dan kilauan arunika
Memenjaraku dalam kegalauan penuh duka.

Kesengajaan pengkhianatan telah menghujam
Menusuk permukaan hatiku terasa remuk-redam
Menikam sukma dan antarkan lara bersemayam
Lunglai lenyap daya dalam pedih bak dirajam.

Kekejaman sempurna telah tersematkan
Sahabat karib menambahkan beribu sayatan
Menyuguhkan awan hitam berarak berkejaran
Membentangkan rona duniaku dalam kegelapan
Tanpa bintang-bintang bercahaya dalam pelukan.

Waktu amat enggan menghadirkan penawar ampuh
Kicauan merdu burung-burung pun terus menjauh
Meninggalkan diriku dalam luka masih
melepuh
Merasakan kegersangan hati yang bergemuruh
Tanpa rimbun pepohonan hati untuk berteduh
Membuat diri makin terpuruk dan merapuh.

Mencoba berkompromi dengan realita
Berusaha menghentikan cucuran air mata
Menyadari takdir telah menyelipkan derita
Memetik hikmah di balik tragedi tergelar nyata
Bangkit 'tuk mempersiapkan asa kembali bertahta.

Aku menyesali kesedihan terlalu lama menjarah
Membiarkan diri tanpa daya untuk melangkah
Menyia-nyiakan waktu berlalu tanpa arah
Mengetahui kenyataan diri telah kalah.

Berusaha menerima semua dengan ikhlas
Bersandar pada kasih-Nya tanpa batas
Meningkatkan derajat lebih pantas.

Bondowoso, 5 Oktober 2022

Jumat, 04 November 2022

MERAIH BAHAGIA


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Hidup bahagia menjadi idaman semua insan
Tidak hanya terlihat pada elok wajah rupawan
Membias dari dalam hati yang tiada beban.

Menyikapi setiap peristiwa dengan sabar
Mendengar ucapan ganjil menggelegar
Mencabik-cabik sukma sangat kasar
Meninggalkan luka yang tak wajar.

Menganggap semua bak penyedap rasa
Melatih mental baja dan berpijak pada asa
Membubuhkan semangat yang berlaksa-laksa
Meningkatkan ketegaran hadapi ujian menyiksa
Membalut dengan senyum rekah seperti biasa.

Ujian yang tergelar membawa hikmah
Memenjara raga sukma dalam resah
Mengurung kuat dalam keluh kesah
Menggelapkan pikiran tak terarah
Memunculkan berlebih amarah
Namun, semua berakhir indah.

Bersyukur bisa terlepas dari derita
Diri makin kuat menghadapi realita
Menjadi sejarah yang terus bercerita
Tiada terhapus walau semua meminta
Mengkristalkan mutiara makna bagi kita.

Selalu berdoa agar nestapa tak menyapa
Berhati-hati dan waspada sedemikian rupa
Peristiwa buruk tak akan terulang menimpa
Bisa menjalani kehidupan tanpa rasa hampa.

Mendekatkan diri kepada Dia Maha Pengasih
Memohon petunjuk dan perlindungan berlebih
Memantapkan langkah agar bahagia selalu teraih.

Bondowoso, 4 November 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...