Jumat, 23 Desember 2022

IBU TERHEBAT

 

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Takada lelah untuk melukiskan kehebatan ibu
Jasa dan perjuangannya tertanam dalam kalbu
Tidak terhitung dalam jumlah berpuluh-puluh ribu.

Adanya keterbatasan tak membuat semangat surut
Selalu menggelora dan tidak sedikit pun menciut
Medan pertempuran ditaklukkannya tanpa kalut
Kebahagiaan putra-putri agar terus bersambut.

Tak pernah dihiraukan derasnya aliran peluh
Wujud kerja keras terus terkonsentrasi penuh
Terbalut tekad dan kemauan terpelihara ampuh
Tiap gangguan terus bisa ditebas dengan tangguh
Bagaikan pahlawan sejati yang tiada pernah rapuh.

Usaha dan pengorbanan dijalankan dengan ikhlas
Bermacam pekerjaan dijalankan dengan trengginas
Dimulai sejak terbit matahari dengan penuh antusias
Tiada berkeluh kesah meskipun daya telah terampas
Terjaga kedisiplinan tinggi agar terhindar rasa malas
Terpancar pada seraut wajah dengan senyum khas.

Memiliki pikiran sederhana yang terfokus pada anak
Memenuhi nutrisi agar tumbuh kembang memuncak
Sediakan kebutuhan pakaian dan rumah yang layak
Memberikan kasih sayang dengan kebaikan terjejak
Bisa dirasakan bermakna tanpa keraguan berserak.

Sangat memperhatikan juga perkembangan moral
Mengupayakan pendidikan memadai dan optimal
Memberikan teladan perilaku secara maksimal
Memosisikan sebagai figur yang sangat ideal.

Ibu terhebat dalam segala hal tiada terbantah
Mendoakan agar kesehatan sempurna tetap terlimpah
Memohon kepada-Nya agar waktu berbakti senatiasa tercurah.

Bondowoso, 23 Desember 2022

Rabu, 21 Desember 2022

Khayalan

 


Oleh Istantini


Aku takhiraukan waktu
Aku taksadar telah berapa lama
Melambungkan imajinasi
Menjulang tinggi
Di antara cercaan gundah dalam hati

Jiwaku hanya sedikit lelah
Hingga membiarkan pikiranku berkelana
Mencoba menyenangkan diri
Mengabulkan keinginan hati
Melunaskan rindu yang mengimpit

Senyum bahagia takhenti mengulas
Di antara pandangan lepas menghampar
Kumasih masih tak bergeming
Mengikuti adegan monolog tergelar di sana

Di bawah rimbun dedaunan nan teduh
Aku bersandar di batang pohon besar
Masih enggan beranjak
Walau mengetahui dengan pasti
Semua hanya sebatas khayalan

Aku sadar telah menghanyutkan pikiran
Menyita waktu tuk aktivitas di arena maya
Hanya mengundang benih-benih kekecewaan
Singgah makin lama dan makin terasa lebih berat.

Aku sadar ada batas di hadapan
Seharusnya aku tak memaksakan
Hingga temaram senja
Menghamparkan gulita makin lama makin pekat

Semua khayalan ambyar seketika
Sebagai awal kekecewaan kembali bertahta
Ragam rasa terkait kembali menganga lebar
Desahku memanjang....

Sembari lantunan dzikir memasrahkan semua kepada-Nya

Bondowoso, 21 Desember 2022

Selasa, 20 Desember 2022

PAVILIUN ISTIMEWA

Sumber foto dari google

 Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Paviliun istimewa ada di dalam hati
Memukau pesonanya takpernah mati
Luas, bersih, dan sirkulasi terus berganti.

Tinggal di dalamnya merupakan anugerah
Ada kenyamanan mengalir mengusir gundah
Ada kesegaran menyeruak dan terus membuncah
Kedamaian tiada pernah terusik dan selalu terdedah.

Di sekeliling paviliun hati taman bunga menghampar
Beraneka ragam warna menghias seluruh sisi latar
Kuncup-kuncup tersipu malu 'tuk sempurna mekar
Menyuguhkan harum wangi senantiasa menebar
Terbawa angin berembus lembut tiada hambar.

Paviliun hati menawarkan suasana teduh
Selaksa ketulusan mengurai tiada jenuh
Paparannya menyejukkan amat ampuh
Menciptakan kesan dalam menyentuh
Memberikan intim rasa terus tumbuh
Teramu dalam gelaran yang takacuh.

Kedamaian senantiasa membahana
Mengalir indah dalam peluk renjana
Menjadi realita bukan fatamorgana
Menuangkan kenikmatan merona
Terdedah tanpa gundah di sana.

Paviliun hati menjadi dambaan
Taksekadar mimpi atau khayalan
Meletakkan keinginan dan harapan
Wujudkan visinya menjadi kenyataan.

Paviliun hati menjadi tempat sangat ideal
Bersyukur atas kenikmatan yang mengkristal
Berupaya menjaga seiring rida-Nya melimpah total.

Bondowoso, 20 Desember 2022

Senin, 19 Desember 2022

Cinta

 


Oleh: Istantini


Aku tak menjanjikan
Cinta seluas semesta
Juga cinta sedalam samodra
Aku hanya berusaha maksimal
Menjaga hati tak terkontaminasi
Agar kau bisa menjelajahi
Kau pun bisa menyelaminya

Aku tak menjanjikan
Cinta dengan pilihan tempat istimewa
Aku hanya berusaha maksimal
Menggemburkan ladang cinta
Memupuk dan merawatnya
Agar cinta bisa bertumbuhkembang
Cinta senantiasa merekah
Dan menyuguhkan pesona indahnya

Aku tak menjanjikan
Cinta dengan paparan sempurna
Juga cinta yang mengurai kata-kata manja
Menyuguhkan sanjungan luar biasa
Mengemas perhatian super dahsyat

Aku hanya berusaha total
Isi pikiran hanya terfokus satu hal
Memenuhi memori dengan ribuan hal kecil
Memantik girang tanpa resah
Bahagia seutuhnya tanpa sekecil fatamorgana

Aku tak menjanjikan
Cinta dalam glamor kemewahan
Berpraktik tuang luar biasa
Aku hanya berusaha total
Memiliki kristal-kristal hati
Berkilauan tak terbatas masa

Menggores warna cerita selalu senada
Menjiwai syair melodinya
Memuarakan kerinduan
Melatar dalam alunan rasa dan gerak

Bersama membingkai tujuan dan cita-cita
Dan bersinergi hadapi setiap aral berserak


Bondowoso, 19 Desember 2022

Kamis, 15 Desember 2022

SANDARAN HATI

 


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Menempuh kehidupan dengan langkah pasti
Berpegang teguh pada hukum agama sepenuh hati
Mematuhi seluruh tatanan atau norma takpernah henti.

Memedomani Al-Qur'an dalam setiap langkah perbuatan
Tiada pernah terlena dalam ingar bingar kenikmatan
Hanya memandang hal glamor dan kemewahan
Mementingkan segala hal bersifat keduniawian.

Arus gelombang dunia berlangsung dahsyat
Roda perekonomian berputar sangat cepat
Hiruk-pikuk kehidupan tak mengenal penat
Daya terkuras tanpa menyisakan semangat
Perlihatkan wajah lelah dengan beban sarat.

Beragam masalah hadir tanpa bisa dibendung
Tiada diharap datang bertubi-tubi tiada terhitung
Suasana kelam selalu terlintas tertutup mendung
Memperlihatkan seraut wajah dalam aura murung
Sorot mata sayu dengan tatapan hampa memayung
Mengisyaratkan impitan yang lama telah mengurung.

Mengulas ulang semua peristiwa yang telah tergelar
Paparan tutur kata, sikap, dan perilaku terhampar
Sudahkah berpijak pada nilai moral tiada ingkar
Adakah ranjau yang memaksa suram terbiar
Terlalu terlena memuja dunia dan terkapar.

Keburukan tertuang menyita riang merekah
Ada selaksa pengalaman hidup terdedah
Berpadu meramu dalam sinergi hikmah
Getarkan intuisi 'tuk selalu berbenah.

Bersandar pada kasih sayang-Nya tiada batas
Meyakini rencana-Nya jauh lebih baik dan berkelas
Mensyukuri semua bagian dari takdirku lebih pantas.

Bondowoso, 14 Desember 2022

Selasa, 13 Desember 2022

TRAUMA HATI

 

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Aku tak berharap sebentuk perhatian
Mengulas panjang sesuai harapan
Seiring warta perbarui kenyataan.

Aku memilih merespon santai
Pasrah akan terbentangnya tirai
Penghalang keinginan membingkai
Rona rasa yang membungkam terkulai.

Ada trauma yang dulu pernah mencekik
Membuat tarikan nafas sekarat memekik
Ketakutan luar biasa menikam dan menukik
Dunia terasa hancur-lebur tiada bisa tertampik
Jiwa sangat labil hingga kehampaan membidik.

Dunia terlalu lama terkungkung dalam gelap-gulita
Tiada cahaya menyinari semua ruang atma merata
Hanya tampak wajah pucat pasi menguat bertahta
Tiada warna bergairah menghias hingga cantik jelita
Tiada hijau yang menebarkan kesegaran penuh cita
Tiada merah yang mengobarkan semangat tercipta

Bertahan tanpa harapan dan mengikuti tipuan malas
Keheningan menjerat membabi buta dan sulit lepas
Ingin menggaungkan jerit atau teriakan sangat keras
Menggetarkan langit agar dewa-dewa iba bergegas
Bebaskan jiwa takberdaya karena pedih berpapas.

Takberani berharap bahagia hadir dan singgah
Terlalu sulit membuka hati terlanjur luka parah
Malas menghamba dan benamkan gairah
Lesu menatap masa depan lebih terarah.

Merayu waktu agar mendorongku bangkit
Bisa berpikir realistis di balik ujian-Nya yang pahit
Mempertebal keimanan hadapi semua kejadian melilit.

Bondowoso, 11 Desember 2022

Jumat, 09 Desember 2022

MENGULAS SENYUM



Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Menanggapi sesuatu tak harus seirama
Tak membalas dengan motif sama
Memilih tersenyum dalam atma.

Semua hanya celoteh semata
Riuhnya takhadirkan desah tertata
Anggap embus angin membawa berita
Sebentar hilang dalam alun orkestra semesta.

Membiarkan suara sumbang terdengar pedas
Datang dengan rambat gelombang melaju deras
Sekejap memerahkan wajah dan sirna tiada bekas
Hanya memanaskan telinga dan sekejap mengulas
Terhapuskan oleh aura senyum yang cepat membias.

Mengikuti hukum, ketentuan, atau aturan tersurat
Tiada pernah kesampingkan norma-norma tersirat
Menajamkan hati dengan belas kasih yang hangat
Terus tebar kebaikan yang mendatangkan manfaat
Tiada surut meskipun bertubi-tubi cibiran mengerat
Terkontaminasi anggapan kotor yang sering berkutat.

Terus ada kendala dalam memaknai waktu berputar
Beragam komentar silih berganti mencecar gencar
Melebarkan area dalam menciptakan riuh tergelar
Memilih diam dan mengulas senyum tiada gentar.
Pantang mundur kobarkan semangat tiada pudar

Abaikan ujaran menyengat hingga dalam mendesah
Ulas senyuman sebagai respon menekan masalah
Tak terpancing gelagat sindiran yang membuncah
Tak hanyut terbawa arus gelombang memecah.

Memupuk kesabaran dalam kuota berlebih dengan senyum
Membuka pintu maaf agar aroma persaudaraan tercium
Melangitkan doa demi suasana indah dan harum.


Bondowoso, 9 Desember 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...