Minggu, 17 Juli 2022

Cinta di Palung Hati

 


Oleh Istantini


Kutelah menyimpan cintaku hingga palung hati
Di kedalaman yang sulit terdeteksi
Aman terjaga hingga dasar dengan aura tiada terperi
Bersinar cemerlang dan abadi

Kaumungkin tak bisa melihat seluruhnya
Tiada punya alat ukur yang mampu menjangkau
Dasar keabadian yang tiada tertembus
Namun,kaubisa rasakan ketulusan tanpa ragu

Kaumungkin hanya bisa memandang sekilas
Dari semburat cahayanya yang melesat
Bagai mutiara terpendam
Mewah, memikat, dan menakjubkan

Cintaku tak biasa-biasa saja
Pun taksekadar tampak luar biasa
Namun, cintaku sungguh istimewa
Tiada bandingnya

Kaumungkin tak bisa mendengar sempurna
Suara getar dan gejolaknya
Namun, kaubisa mengenalinya
Selalu ada buih bersama gelombang
Ketika mencium bibir pantai dengan setia

Kuabadikan cintaku di palung hati
Hingga senandung temaram senja
Tertelan pekat malam
Dan menghilang sirna
Meninggalkan prasasti di dalamnya
Hidup dalam bayang dan kenangan

Cinta selalu lebih dari yang terwara
Mata hati melihat, mendengar, dan merasakan
Mencipta nuansa agar tiada henti geliatnya
Hingga menghias taman surga jannah-Nya

Bondowoso, 18 Juli 2022

Sabtu, 16 Juli 2022

Pengorbanan

 


Oleh Istantini


Kutak harus memberitahu kepadamu
Semua yang tertera di lembaran hatiku
Kumemilih konsisten dengan keputusanku
Meskipun kauhamparkan pengorbananku
Seluas samodera dan selaksa semesta langit biru

Kumemilih tak mendengar
Semua kisah yang kauceritakan panjang lebar
Sebagai upaya mengubah arah haluan pikiran
Agar kumau menggugurkan keputusanku

Kutak harus mengikuti keinginanmu
Kauboleh menganggapku kejam
Tidak simpati dengan salah langkah yang kauambil
Ada hati yang harus kujaga
Hingga diriku sanggup mengesampingkan rasaku

Beragam dalih mencuat agar semua tak sia-sia
Kauurai kembali perjuangan yg telah kukerahkan
Kaupinta lagi sebuah kesempatan
Namun, terlalu sulit diriku melunaskan
Meskipun hati menginginkan

Cinta oh cinta
Kautelah membuatku dewasa
Kaujuga yang membuat diriku lepaskan ego
Demi kebahagiaan orang-orang dalam tulus sayangku
Meski kuharus mencampakkan diri sendiri

Cinta, haruskah aku tersenyum
Kau telah membuatku jadi pemenang sejati
Bisa mengalahkan diri sendiri

Bondowoso, 17 Juli 2022

Bukan Sekadar Kata

 


Oleh Istantini


Bukan sekadar kekata yang terucap di bibir
Kudatang dengan sekeranjang penuh kasih
Pun taksekadar hanya ingin tampak baik
Ataupun terselip niat menghakimi

Kutelah menyadari bahwa kutak bisa memaksakan diri
Menggaet keinginan dengan nafsu emosi
Tanpa berpikir jernih dan bersih

Kujuga menyadari kealpaan diri
Bahwa semua adalah kehendak langit
Tak mungkin bisa dikekang atau ditahan
Pun takbisa disketsa ulang
Demi pembenaran suatu keinginan

Pandanglah dengan ketajaman mata hati
Tak akan kautemukan sedikit pun rasa
benci
Kauakan berpuas bahwa hatiku penuh maaf dan kasih
Kau akan berlega hati
Bahwa kesalahan dulu tak seharusnya menjadi jurang pemisah
Tautan jari-jemari kita saling terlepas

Kuhanya perlu waktu sangat lama tuk memahami
Bahwa kau pun takbisa melawan takdir
Kini kuingin hati saling menyelami
Dan berpeluk meleburkan semua larah-larah kelam meracuni

Bondowoso, 16 Juli 2022

Kamis, 14 Juli 2022

Pacar Khayalan

 


Oleh Istantini


Perlahan tetapi pasti
Jarak yang kaurentangkan makin panjang
Hingga bayangmu pun takbisa kutemukan
Di antara hamparan kala terang-benderang

Kutak bisa tampakkan gusar
Makin lama makin kuat mengimpit sukma
Kuhanya bisa suguhkan senyum semu
Di antara detik-detik waktu yang terasa memenjaraku

Kuseperti merindu nan candu
Mencabik-cabiknya sama
Menyiksa-nyiksa juga tiada beda
Lengkung kepedihannya pun senada

Pengap dalam ruang atma
Udara panas menyengat luar biasa
Kuterbakar bara
Hanguskan asa dan rasa

Aku pun menjauh
Tak ingin mengusik bayangmu yang telah sirna
Kuhanya ingin nikmati kesendirian
Bersama ilusi tentang pacar khayalan
Sebatas maya, hampa mengangkasa

Pacar khayalan hanya sebuah nama
Raibnya nyata tiada rupa
Hanya celoteh saja
Bahwa Dia ada yang tiada

Bondowoso, 15 Juli 2022

Asa yang Menyeru

 


Oleh istantini


Seluruh isi ruang hatiku telah tertata rapi
Tak tampak berantakan lagi
Remuk-redamnya telah pergi
Meski meninggalkan episode sedih
Namun akan berlanjut di kemudian hari
Dalam nuansa berseri-seri

Kutak hanya mematung
Dalam kuatnya jerat balok memasung
Hingga terpaksa terhenti laju pikiranku
Juga keinginan-keinginan hatiku

Telah kumulai lembaran baru
Dengan semangat menggebu
Dorongan asa senantiasa menyeru
Pikiran dan hati terus padu menyatu
Awal menuju bahagiaku

Kutak bisa terus pertahankan muram hati
Sebab mentari selalu menyinari
Kuawali dengan gerak dan derap kaki
Melangkah dengan pasti
Membawa keyakinan dalam diri

Hentikan sinis dalam hati
Merajut silaturahmi
Tebarkan rasa mengasihi
Menjalani takdir-Nya dengan keyakinan
Bahwa jalan ini adalah terbaik

Tak kan pernah kusia-siakan lagi
Hari-hariku akan merekah penuh arti
Kutak perlu merasa sangsi
Ukiran hasil pahatan aktivitasku penuh percaya diri

Bondowoso, 14 Juli 2022

Selasa, 12 Juli 2022

Lontar Rasa

 


Oleh Istantini


Kuingin hanguskan lembar-lembar ceritaku
Biarlah semua menjadi abu
Tak tereja abjad-abjad beruntaian
Tak terbaca kekata penuh sanjung dan puja
Seiring niat hati menghapusnya

Kuingin semua lenyap tanpa jejak
Tiada tertinggal sekecilpun lembar lontar
Tempat ungkapan rasa tergores di sana
Memberikan kekayaan warna cerita

Biarlah kenangan yang tersisa
Sesekali menyeruak
Tak akan pernah hadirkan resah
Semua telah hilang pamornya
Lenyap taring-taring pengaruhnya

Tak lagi dahsyat
Menambatkan rindu tak berujung pangkal
Menggelindingkan butir-butir cinta mengkristral
Serta mendebarkan seluruh ruang hati dengan gejolaknya

Kuhanya terus memalingkan rasa
Mencampakkannya ke dalam ruang hampa
Agar tak lagi menyerta pada setiap embus napas
Tak lagi mengawal setiap langkah
Dan mengheningkan suara getarnya
Agat tak pernah kembali terdengar

Bondowoso, 13 Juli 2022

Alun Kekejaman

 

Sumber foto dari WAG

Oleh Istantini


Kutelah lama terpaku dalam khayalan
Asyik terbuai dalam jelajah masa silam
Kusadar telah banyak waktuku terbuang
Pun perhatianku tersita
Tersasar pada kenangan
Yang seharusnya telah kumatikan akarnya

Hanya bersua hampa pada akhirnya
Tiada mengubah ceritaku pada dunia
Kuberdosa pada wajah duniaku yang pucat
Terlantar sangat lama tanpa geliat asa

Kutelah menyiksa diriku
Tetap berkutat dalam kenangan tempo dulu
Meski menyesakkan kalbu
Menghadirkan cakrawala kelam dalam langit hatiku

Aura pucat-pasi bernanar setiap masa
Impit kepedihan pada sukma tiada tertahan
Hadirkan nelangsa yang meronta-ronta
Mengukuhkan stress makin lama bertahta

Kumasih merasa heran
Takbisa kumasukkan dalam akal tuk bernalar
Tak ada paparan alasan semua tergelar
Kenyataannya telah membuatku terbenam Bersama lirih irama kesedihan mendalam

Semua adalah ilustrasi atau lukisan
Kutersasar alun kekejaman
Yang lama membuih sejak bermula

Bondowoso, 12 Juli 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...