Oleh: Istantini
(Mainstream Reflektif)
Kebekuan hati masih tak bergeming
Menaburkan keresahan lama bersanding
Membuat gamang sukma taklekas berpaling.
Salah paham mengurai di atas lembar hari
Pikiran seperti tertutup tirai menghampiri
Gelap bergelayut tiada sinar menyinari
Membebani gerak kaki dan jari-jemari.
Keinginan hanya terpenggal sesaat
Garis kenyataan memaksa berkutat
Takada kesengajaan memperlambat
Bukan melupakan agar tiada tersemat
Air muka masih terbaca tak bersahabat.
Kebekuan hati membalut waktu tanpa lelah
Mengubah gaya perangai, jauhi sikap ramah
Membiarkan ego tak pernah melunak dan kalah
Melanjutkan kepal tangan tiada kamus menyerah
Menutup arah jalur komunikasi berangsur musnah
Hati tiada tergerak 'tuk hilangkan amarah menjarah.
Berulangkali datang mengemukakan paparan data
Berupaya keras 'menjelaskan semua tiada dusta
Menghiasi dengan niat tulus 'tuk kebaikan semata
Perbaiki porak-poranda hubungan kembali tertata
Menyambung tali silaturahmi penuh rasa tercipta.
Mencairkan kebekuan hati dengan beragam cara
Membuka kebisuan menghamba agar berbicara
Kirimkan harum bunga bersama doa bersuara
Lakukan pendekatan yang gigih tiada tara.
Upayakan menara komunikasi berdiri tegak
Menggemakan lantunan doa agar naik memuncak
Berharap restu-Nya akan menghias cerita bahagia terjejak.
Bondowoso, 16 Maret 2023