Sabtu, 17 September 2022

Insting Hati

 


Oleh Istantini


Bukan rasa enggan yang sedang bertahta
Bukan pula sikap gampang berubah
Pun bukan acuh tak acuh sedang menopang
Hanya refleks, insting hati yang membisikkan

Meski lirih insting hati
Aku takbisa bersikap abai
Tak bisa mengesampingkan tanpa arti
Pun takbisa melanggar dengan penuh nyali

Aku masih takbisa memahami
Insting hati layaknya tirai
Menjadikan langkahku terhenti
Bahkan berbalik arah untuk kembali

Kuharus menata ulang
Memikirkan matang semua rencana
Eksekusi tahapan aktivitas
Juga tetapkan jalur pacu derap

Aku takbisa memberikan alasan
Sebagai jawaban yang bisa memberikan kepuasan
Kutak bisa jabarkan panjang lebar
Bahkan sekadar menerka bermain kata

Insting hati adalah murni
Tiada yang memengaruhi
Tiada rekayasa atau manipulasi

Bondowoso, 17 September 2022

Jumat, 16 September 2022

PAPARAN RINDU

 


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Derap langkahku berhiaskan rindu
Mengiringi tiap embus napas berpadu
Mengantarkan rasaku dan rasamu beradu.

Paparan rinduku memantik rasa penuh haru
Menggelora dalam kalbu dan terus menyeru
Bergemuruh bagai suara angin yang menderu
Melambungkan rasa setinggi puncak Mahameru.

Dalam diam kujelajahkan rasa yang tiada pupus
Pikiran terus mengingatmu tiada pernah terputus
Mengenang dirimu dengan semua kebaikan tulus
Keinginan hati berjumpa tak sedikit pun tergerus
Rindu mengkristal dengan balutan rasa khusus.

Aku tersenyum membayangkan wajahmu berlalu-lalang
Kuundang dalam paviliun hati terindah yang membentang
Bercengkrama dalam suasana kebahagiaan nan cemerlang
Menikmati kristal-kristal kerinduan yang kerap kali datang
Menghiasi cintaku yang singgah diterangi bintang-bintang
Bercahaya terus tiada meredup dalam waktu terpanjang.

Kuceritakan paparan rinduku yang tiada henti
Mengulas panjang takterbatas sepenuh hati
Isyaratkan cinta yang bertahta sangat berarti
Menghujani dengan kasih dan simpati
Ikrarkan janji untuk sehidup semati.

Makna rinduku senantiasa menyentuh
Menghadirkan rasa yang menyeluruh
Kujaga cinta agar terus bertumbuh
Terlindungi dalam bingkai utuh.

Kuyakin paparan rindu ini 'kan mencapai tujuan
Memasuki paviliun cinta mendatangkan kebahagiaan
Merekah seiring rida-Nya yang penuh keberkahan.

Bondowoso, 16 September 2022

Kamis, 15 September 2022

Kisah-kisah Terserak

 


Oleh Istantini


Aku berdiri di batas terjauh perjalananku
Tak perlu menghitung jauh jarak yang telah kutempuh
Dari titik awal hingga kini di tempatku
Meluruhkan tetes-tetes peluh dan lesu
Telah meninggalkan beragam jejak yang terus membisu

Ada jejak yang menandai peristiwa penting
Menyuguhkan kesan yang terlahir mengkristal di hati
Tersurat dalam memori
Terbaca dan selalu mengilhami

Ada jejak yang menggurat tiada makna
Sekadar kelakar obrolan tanpa pesan
Ibarat suara angin sejenak singgah
Sekejap sirna dan terlupakan

Ada kesedihan yang terpaksa terurai
Dari peristiwa mudahnya dia mencakar hati
Tiada tersisa sedikit pun rasa simpati
Juga terkoyaknya empati
Yang menyempurnakan kejahatan hati

Ada bahagia yang selalu melimpah ruah
Ketika merasa berguna bagi sesama
Mensyukuri takdir yang tersurat
Dan menyadari hakekat sebagai makhluk lemah tak berdaya

Adalah kisah-kisah terserak
Teruntai dalam cerita panjang
Mengharu-biru dalam paparan rasa

Bondowoso, 15 September 2022



Rabu, 14 September 2022

Atas Nama Cinta


 

Oleh Istantini


Bersabarlah sebentar lagi
Kutahu tumpukan balok-balok rindumu
Di setiap sisi telah tersusun menggunung
Hingga dinding-dinding hati telah rapat tertutup

Bertahanlah dalam benteng hati itu
Bersama sinyal cinta yang stabil dan penuh
Menjadi keinginan hati tiada ragu
Merekah kokoh dalam persada cinta menyeluruh

Kutak akan menunda pertemuanku
Kuingin hadirkan bintang-bintang rinduku
Agar menerangi cintaku
Cinta yang tak terbatas ruang dan waktu

Bertahanlah sebentar lagi
Untuk sebuah kemenangan atas nama cinta
Harmoni cinta terus tercipta
Menghias pada setiap mozaik-mozaik cinta yang indah
Merengkuh bahagia selamanya
Rasa kita milik kita

Bondowoso, 14 September 2022

Selasa, 13 September 2022

Kesabaran Bersemayam

 


Oleh Istantini


Mereka tertawa lebar
Lengkap dengan gelegar cemoohnya
Kutak harus menutup telinga
Hingga bisa mendengarnya dengan jelas

Kutak perlu memusatkan pikiran
Kubisa menjaring keseluruhan
Tanpa keping-kepingnya luruh hilang
Kubisa rasakan getarannya
Menjelajah di seluruh sisi hamparan hati

Kesabaranku masih tetap bersemayam
Meredam suara-suara sumbang
Kubisa maknai semua dengan bijaksana
Tak perlu berbalas nada
Hingga terdengar jenis irama sama

Terima kasih telah memberiku kejutan
Kuanggap sebagai ujian atau tantangan
Sebagai bentuk pembelajaran berharga
Menjadikanku kaya pengalaman
Pun menjadikanku lebih kuat

Ku tetap asyik bercengkerama dengan hari
Kutak harus menelantarkan waktu
Mendengar desah yang tak perlu
Kacaukan aktivitas bermaknaku

Bondowoso, 13 September 2022

Senin, 12 September 2022

Dia

 


Oleh Istantini


Kali pertama aku bertemu dia
Melekat sebuah kesan
Kesan penuh keangkuhan
Mengandalkan wajah rupawan

Dia membanggakan atribut kasta
Tak sekadar dalam kata-kata
Gestur tubuhnya berbicara
Berupaya memahamkan dirinya

Kesan sebagai pribadi berkarisma tiada tertanam
Pada gembur lapang hatiku
Meski telah berusaha mengerti keadaannya
Tetap saja terasa asing atau ganjil
Juga melahirkan rasa heran hati

Tiada kekata yang pantas kuwakilkan
Puaskan sajalah
Masa bodoh ke arah mana bermuara
Kuhanya membiarkan
Acuhku malah luar biasa

Dia yang hanya sekali berjumpa
Meninggalkan penilaian tak sepadan
Juga dunia yang sungguh berbeda
Dunianya, bahagianya biar berjalan pada relnya
Kutetap melangkah pada jalanku
Yang membentang di hadapan

Bondowoso,12 September 2022

Sabtu, 10 September 2022

Tetap Memujamu

 


Oleh Istantini


Aku tetap memujamu
Bahkan saat ranting-ranting marah
Menancap pada permukaan hatiku
Merata menyeluruh
Begitu sulit tercabut

Bagiku karismamu tak berubah
Bahkan ketika darahku nendidih
Bergolak memanas
Tersulut bara dari kekata yang membakar

Tetap terbayang dalam angan
Sisi-sisi kebaikanmu yang sangat berkesan
Melintas dalam frekuensi tanpa jeda
Mengalahkan rasa kesal yang memuncak
Dan meluruhkan butiran-butiran ego yang mengeras

Terlebih kutak pernah betah
Menahan geram lama bersemayam
Mencambuki hati kian tersiksa
Memperkelam aura makin menajam

Aku tetap memujamu
Bahkan ketika acuhmu menghardik hatiku
Kuanggap penilaianku yang salah
Tiada kesengajaan
Adalah jalan menuju keromantisan
Seperti biasa

Bondowoso, 10 September 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...