Air Mata Nirma
Sumber foto dari google |
Pentigraf ke 7
IstantiniHari Senin ketika itu mendung bergelayut dari pagi. Doa penuh harap bahwa nanti sore tidak turun hujan. Harap cemas mengusik hati Nirma yang akan mengadakan acara bukber dengan sahabatnya. Hari yang membuat risau hati Nirma sedikit berkurang dengan adanya dering handphone Nirma.
Nirma segera angkat handphonenya. Hatinya bergembira begitu melihat nama sahabatnya Nindy tertera di layar panggilan. Mereka mengobrol santai untuk menyembunyikan harap cemas yang sedang melanda. Mereka menunggu waktu segera beranjak sore dan hujan segera reda. Harapan mereka berangsur menjadi kenyataan. Waktu berputar terus dan hampir magrib.
Nirma dan Nindy telah berada di warung makan. Dua piring nasi lalapan ayam dan dua mangkok es campur telah berada di depan meja mereka. Tinggal disantap begitu azan magrib berbunyi. "Nin, berdoa dulu sebelum buka puasa", pinta Nirma. Mereka berdoa bersama dan menikmati es campur. Mereka melangkah menuju musola untuk salat magrib. Setelah itu dilanjutkan buka puasanya dengan mengobrol santai. Tiba-tiba Nirma menangis dan langsung memeluk sahabatnya. Nindy keheranan dan mengucapkan selamat kepada Nirma yang diterima di fakultas kedokteran setelah melihat pesan di handphone Nirma. Air mata kebahagiaan.
Bondowoso, 7 April 2023