Terbungkam Asaku
Oleh Istantini
Aku sedih sejak kaubungkam asaku
Kuterkulai dan tersungkur
Memanja pada peluk bumi
Rebah dengan tercabik-cabiknya hati
Irama pilu terdengar dari hati
Lirih tetapi berlebih-lebih pedih
Sakit teriris-iris
Sangat kuat mengimpit
Menukik sanubari.
Kaubungkam asaku
Seperti membabi buta memukul telak
Bahkan angin hanya bisa meyaksikan
Burung-burung berpura-pura tiada melihat
Memalingkan muka dan pergi dalam sekejab.
Tinggal tubuhku yang tiada daya
Asa ibarat telah sekarat
Pandanganku menerawang
Kumenatap hampa
Entah kuakan terus terjerembab
Ataukah suratan takdir dengan keajaiban-Nya
Mengepakkan sayap sayapnya
Dan menambatkanku di sebuah biduk
Tuk menjemput harapanku di seberang.
Bondowoso, 21 November 2022