Senin, 12 September 2022

Dia

 


Oleh Istantini


Kali pertama aku bertemu dia
Melekat sebuah kesan
Kesan penuh keangkuhan
Mengandalkan wajah rupawan

Dia membanggakan atribut kasta
Tak sekadar dalam kata-kata
Gestur tubuhnya berbicara
Berupaya memahamkan dirinya

Kesan sebagai pribadi berkarisma tiada tertanam
Pada gembur lapang hatiku
Meski telah berusaha mengerti keadaannya
Tetap saja terasa asing atau ganjil
Juga melahirkan rasa heran hati

Tiada kekata yang pantas kuwakilkan
Puaskan sajalah
Masa bodoh ke arah mana bermuara
Kuhanya membiarkan
Acuhku malah luar biasa

Dia yang hanya sekali berjumpa
Meninggalkan penilaian tak sepadan
Juga dunia yang sungguh berbeda
Dunianya, bahagianya biar berjalan pada relnya
Kutetap melangkah pada jalanku
Yang membentang di hadapan

Bondowoso,12 September 2022

Sabtu, 10 September 2022

Tetap Memujamu

 


Oleh Istantini


Aku tetap memujamu
Bahkan saat ranting-ranting marah
Menancap pada permukaan hatiku
Merata menyeluruh
Begitu sulit tercabut

Bagiku karismamu tak berubah
Bahkan ketika darahku nendidih
Bergolak memanas
Tersulut bara dari kekata yang membakar

Tetap terbayang dalam angan
Sisi-sisi kebaikanmu yang sangat berkesan
Melintas dalam frekuensi tanpa jeda
Mengalahkan rasa kesal yang memuncak
Dan meluruhkan butiran-butiran ego yang mengeras

Terlebih kutak pernah betah
Menahan geram lama bersemayam
Mencambuki hati kian tersiksa
Memperkelam aura makin menajam

Aku tetap memujamu
Bahkan ketika acuhmu menghardik hatiku
Kuanggap penilaianku yang salah
Tiada kesengajaan
Adalah jalan menuju keromantisan
Seperti biasa

Bondowoso, 10 September 2022

Rabu, 07 September 2022

Wajah Bernayanika

 

Foto dari WAG

Oleh Istantini


Wajah cantik itu selalu menggoda pikiranku
Dia tersenyum simpul
Membangkitkan gairah lelakiku
Tinggi melambung

Tajam kumemandang
Berkedip pun berusaha kutahan
Dia yang menawan
Dia yang memiliki nayanika
Juga wajah yang baswara
Membuat segmen-segmen hatiku menggelora

Bagaimana kubisa menakhlukkan hatinya
Sementara debar jantungku kian kencang
Bagaimana kubisa membisilkan cinta kepadanya
Sementara keberanianku masih tersandera

Dia dengan selaksa pesona
Selalu mengundang rindu
Kian mendalam kian tak tertahan
Peta rinduku pun luas tak terbatas

Kekata rayu mendayu
Akankah mampu mendulang rasa berpadu?
Kuakan tuangkan semua mantra-mantra asmaraku
Dengan kerahkan jurus-jurus yang ampuh

Mungkinkah itu?
Dia akan menjadi bidadariku?

Bondowoso, 8 September 2022


Selasa, 06 September 2022

Tulus

 


Oleh Istantini


Kutahu kau mengawasiku dari jauh
Bukan isyarat lunturnya kepercayaan
Bukan pula adanya maksud mengerdilkan
Hanya memastikan diriku aman

Kuanggap sebagai bentuk perhatian
Kunilai sebagai kecenderungan menjaga
Juga isyarat kekhawatiran yang menyeruak
Tuk memastikan kegembiraanku bersapa

Kumerasa istimewa
Ku berterima kasih sepenuh jiwa
Kutak merasa sendiri atau terbuang
Tumbuhkan kepercayaan diriku di tengah kelabilan

Kutahu kau terus mengawasiku
Bukan untuk membatasi gerakku
Hanya memastikan traumaku tak singgah
Di tengah rupa kejahatan yang terus tampak

Kutak merasa tersandera
Hingga kecanggungan mewarnai aktivitas
Bahkan dalam balutan aksi dibuat-buat
Penuh ketidakwajaran atau kepura-puraan

Kumerasa tetap leluasa
Mengikuti kebenaran kata hati
Memantapkan langkah akan keputusan
Memetik hikmah peristiwa yang berlalu
Sebagai pembelajaran menggapai masa depan gemilang

Kutahu kau terus mengawasiku dari jauh
Kuyakin simpati dan kebaikanmu didasari niat tulus
Tanpa terselip maksud mendekte sekecilpun
Hanya memastikan senyum mengiringi bahagiaku

Bondowoso, 7 September 2022

Hanya Celoteh

 


Oleh Istantini


Kuanggap sebagai celoteh biasa
Tanpa makna
Tanpa kesan
Tiada membekas

Ibarat terdengar suara hentakan
Sekejap mengejutkan
Hanya memberikan tanda atau isyarat
Sesaat kemudian sirna tanpa jejak

Hanya celoteh biasa
Gelombang longitudinalnya hanya getarkan gendang telinga
Hanya secepat kilat singgah
Tiada mampu menembus ketentraman atma

Suasana hatiku tiada meradang
Ruang-ruangnya tetaplah sejuk
Kesegaran atmosfer merasuk lembut
Dalam aliran sirkulasi yang lancar

Kuanggap sebagai celoteh biasa
Meski gonggongan kian keras melaung
Kubiarkan berpuas dalam gegarnya
Kutelah terbiasa mendengar
Takkan pernah memancing emosiku memuncak

Bondowoso, 6 September 2022

Senin, 05 September 2022

Tak Perlu Risau


Oleh Istantini


Kutak perlu risau
Sepanjang-panjangnya lidah telah tergelar
Tajam guratan-guratan tampak jelas
Terbaca dan tereja satu demi satu
Menuangkan pilu

Jurus-jurus tiada henti bertandang
Gerakan-gerakan mengayun keras
Bernafsu ingin memukul telak
Kelembutan hati dan simpati kemanusiaan
Tiada bersemayam dalam atma

Binar mata memerah
Menukik tajam luruhkan keberanian
Bagai tatapan predator
Runtuhkan ketegaran.

Kutak perlu risau
Bahkan sumpah serapah harus kudengar
Laung sindiran memekakkan telinga
Mengudara tanpa jeda

Kuhanya membungkam seribu bahasa
Memaknai semua sebagai ujian
Sebagai ajang menggembleng kesabaran
Dan bagian dari proses pendewasaan

Kutak perlu risau
Kuakan tersesat atau salah langkah
Kubersandar pada Dia yang tiada banding Dia Sang MahaPerkasa
Ku kan tetap aman dan selamat

Bondowoso, 5 September 2022

Jumat, 02 September 2022

Diam

 


Oleh Istantini


Aku diam
Aku berusaha menata hati
Dari tercabik-cabiknya rasa sakit
Yang sengaja kaugoreskan

Aku diam
Aku mencoba memahami
Dari makna keseluruhan kekata
Yang sengaja kaulontarkan

Aku terus diam
Aku menunggu untuk melihat roman muka
Dari situasi dan kondisi yang terlampiaskan
Mencerca dari semua penjuru arah

Takperlu kaurisau soal itu
Air mataku terlalu mahal
Kujaga dalam bingkai yang kuat
Agar tak setetespun akan tumpah

Aku diam
Bukan sedang hanyut tiada daya
Dalam air bah tekanan atau impitan
Tiada henti menerjang dengan suara gemuruhnya

Kau tetaplah tenang
Aku bukan insan lemah
Insan yang begitu gampang tumbang
Dan terkapar
Sebab kuyakin Tuhan selalu jaga


Bondowoso, 3 September 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...