Oleh: Istantini
Mainstream AnalitisSebuah hati berdiri mematung tanpa kata
Memandang lepas dengan kebisuan melata
Sejauh angan berarak sarat pengandaian dipinta.
Angan yang memadati pikiran berulang melintas
Mencoba menemukan area nyaman serta pantas
Memaparkan suatu kiat yang mengupas tuntas
Seiring kemauan dan keberanian tiada teretas.
Sesekali suatu kehampaan pun menyergap
Mengedepankan khayalan bergerak sigap
Menyibakkan tabir kenangan menyelinap
Datangkan rona kerinduan kelas kakap
Hadirkan dia yang bermanuver tetap.
Menyadari semua hanya fantasi
Sebuah lukisan hati yang beraksi
Tak membiarkan larut dalam ilusi
Intuisi bebaskan dari dunia imitasi
Kembalikan pikiran tiada basa-basi
Bangkit berdiri untuk berkonsentrasi.
Berpikir keras tentang kiat menuju asa
Diam membisu hanya 'tuk padukan rasa
Tak membiarkan gundah-gulana menyiksa
Berusaha mengaitkan aneka variabel takbiasa
Tumbuhkan alternatif tindakan tak tergesa-gesa.
Tak sekadar berdiam mematung yang percuma
Mencoba berdamai dengan aneka problema
Jati diri dan cita-cita bergejolak di sukma
Realita tiada menopang terus menjelma.
Berdiam sebagai masa introspeksi diri
Menemukan makna hakiki tertanam di sanubari
Memohon kepada-Nya keteguhan menjadi pribadi berdikari.
Bondowoso, 22 September 2023
Tidak ada komentar:
Write Comments