Sumber foto dari google |
Oleh:Istantini
(Mainstream Reflektif)Ketidakberdayaan telah terpancar dari awal
Cinta terpaksa tergadaikan menuai rasa sial
Terpisahnya dua hati tandai cinta tiada kekal.
Kesedihan terus terbaca sejak awal perjodohan
Tak kuasa menolak dan lakukan pemberontakan
Hanya diam dan pasrah menatap kehampaan
Tercatut belenggu kemiskinan dan impitan.
Dunia seperti tidak bersahabat
Kebahagiaan dirampas amat cepat
Melanda jiwa terpukul sangat dahsyat
Tragedi kisah hidup yang mengimpit kuat
Sempurnakan diri terkapar nestapa menyayat.
Remuk-redam rasa hati
Bagai tersayat-sayat belati
Ikatan cinta menjadi takberarti
Hancurkan harapan yang dinanti
Cinta terjalin tak lagi bisa dinikmati
Tinggalkan puing-puing kering dan mati.
Meredam amarah dan mencoba menyadari
Ikhlas menerima kenyataan dan memotivasi diri
Menjalani takdir tersurat dengan sikap hidup mandiri
Berharap menjadi pilihan terbaik yang selalu menyinari
Mendatangkan kebahagiaan dalam hati di kemudian hari.
Merenungi semua yang terjadi kehendak-Nya semata
Memetik hikmah demi kematangan pribadi tercipta
Selalu bersyukur dalam setiap kepahitan menyerta
Berakhir indah pada waktunya dengan suka cita.
Ujian cinta akan menghadirkan bahagia dan damai
Menjadi kisah terbaik dari perjalanan hidup tersemai
Bertumbuh seiring rida-Nya tiada pernah henti atau lalai.
Bondowoso, 23 September 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments