Oleh: Istantini
(Mainsteam Reflektif)Seringkali isak tangis terbiar
Seiring kerapuhan yang berjajar
Tinggalkan kepedihan terus mencecar.
Ketegaran diusahakan tegak menantang
Bagai karang tetap kokoh ketika ombak menerjang
Di antara keping-keping kehancuran hati nan meradang
Berkenaan masalah mengimpit sukma bertubi-tubi datang.
Membanting tulang setiap hari melawan lelah
Peluh bercucuran seiring kondisi tubuh melemah
Sesekali tubuhnya yang kurus duduk dengan desah
Pulihkan daya, mengatur napas dan lanjutkan langkah
Menjajakan dagangan menyusuri jalanan tiada menyerah.
Kerasnya kehidupan tiada dihiraukan
Panas membakar 'lah menjadi hidangan
Menyengat permukaan kulit tiada tertahan
Lemah-lunglai menikam menambatkan beban
Asap-asap kendaraan terhirup setiap jengkal jalan
Gegap-gempita berjuang demi putra-putri bisa makan.
Menahan lelah jiwa raga dengan sabar
Mensyukuri suratan takdir tanpa rasa gusar
Mengukir cerita panggung kehidupan tiada gentar
Hadapi gejolaknya yang munculkan getar dan debar
Tanpa suatu keraguan menapaki jalan-jalan yang benar.
Tidak pernah menyalahkan suratan takdir
Bekerja sebaik-baiknya mengikuti air mengalir
Tiada berkeluh-kesah yang bisa meningkatkan getir
Berusaha tersenyum agar kepedihan terbawa angin semilir.
Membangun semangat tanpa mengenal putus asa
Menggapai masa depan lebih cerah penuh nikmat rasa
Memohon Tuhan limpahkan kasih sayang sepanjang masa
Bondowoso, 1 Juli 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments