Sumber dari WAG KPPT |
Oleh: Istantini
(Mainstream Reflektif)
Panorama
sungai Aare menyimpan beribu pesona
Airnya
membentang bersih dan membiru indah merona
Berenang
asyik tak memperhitungkan bahaya hingga terlena.
Kesejukan
membirunya air sungai Aare sangatlah memikat
Berpikir
dan langsung berenang memerlukan durasi singkat
Memperhitungkan
kesiapan berenang menjadi prasyarat
Namun,
arus deras membesar tiba-tiba menerjang kuat.
Mereka
yang piawai nikmati berenang tanpa beban
Bergerak
cepat meliukkan dan melesatkan badan
Dengan
gaya berenang tanpa gerak pemanasan
Tidak
peduli derajat suhu benar-benar aman
Hanya
sekadar selfie, penuhi keinginan.
Arus
sungai Aare nan tampak tenang
Tiada
disangka arus besar menerjang
Berpikir
suasana aman terus berulang
Larut
dalam kebahagiaan yang tertuang
Berenang
lama untuk bersenang-senang
Tanpa
kewaspadaan tetiba bahaya datang.
Sungai
Aare menelan korban sisakan sedih
Tenggelam
terseret arus deras munculkan pedih
Suatu
tragedi harus disikapi dengan pikiran jernih
Menyadari
bahwa takdir kematian tiada bisa beralih
Mendoakan
terus-menerus dengan hati tulus dan bersih.
Jalan,
cara kematian merupakan rahasia Sang Pencipta
Manusia
bertawakal pasrah menjalani takdir yang tertata
Manusia
senantiasa berusaha, waspada dalam gerak nyata
Menyadari
kehidupan tidak sekadar mengejar dunia semata.
Maknai
hidup, hindari perilaku yang menambatkan lara
Mensyukuri
kenikmatan serta ujian apa pun mendera
Menyadari
dunia hanya tempat singgah sementara.
Bondowoso,
12 Juni 2022
Selengkapnya informasi tentang puisi-puisi, silahkan kunjungi menulis puisi
luar biasa
BalasHapusTerima kasih bu Kusuma, telah singgah
HapusMatur nuwun bu, bersemangat yuk
BalasHapus