Sumber foto dari WAG |
Oleh Istantini
(Mainstream Analitik)Ada getaran hati yang tak berubah
Tetap mengalirkan rindu melimpah ruah
Meski waktu menggerus tiap sisi amat parah
Getar rindu tetap bersemayam dalam relung kalbu
Garis-garis resah memanjang dalam inchi beribu-ribu
Pancaran cahaya muka kelihatan ganjil penuh tabu
Berulangkali tergores oleh pena tajam menyerbu
Gelombang samodera rindu tetap menderu
Suaranya selalu menggaung dalam seru
Mengenang kekata rayu penuh haru
Berdekatan duduk berpayung langit biru
Menghirup semerbak serunai seharum gaharu
Berdua duduk santai memandang lepas
Melukiskan cinta bak laut tanpa batas
Tiada jeda selalu bergemuruh keras Gulungan ombaknya begitu deras mengempas
Buih-buih putih menari, berayun menghias
Molek dan gemulai tuk selalu unjuk mengulas
.
Serunai rindu kini kembali hadir
Bersama embus angin yang semilir
Pada musim hujan kan segera berakhir
Berharap kan bisa mengusir segala getir
Perpanjangan gelisah yang mengimpit mahir
Bersama luangkan waktu tuk mengulang
Kembali memahatkan cinta di dinding karang
Mengikrarkan janji setia pada usia senja menjelang
Menguatkan komitmen dalam menapaki hari-hari mendatang
Serunai rindu selalu menghiasi lembar-lembar hari
Warna kuningnya yang megah menginspirasi selalu berseri
Gemilang cinta merekah bernuansa introspeksi terus disadari
Bondowoso, 19 Mei 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments