Oleh Istantini
(Mainstream Reflektif)Terpaksa aku bertindak dengan keputusan tanpa pemberitahuan
Bukan ingin keluar dari rel komitmen kesepakatan
Sinyal tempat yang tak tersedia di pangkuan
Selaksa resah menjajah hatiku
Menguliti seluruh permukaan kejujuranku
Meski tiada tujuan buruk terlintas di pikiranku
Merpati tak jua melintas tuk mengabarkan keberadaanku
Berulang kali aku menombol angka-angka
Sesering itu kekhawahtiran menuai buruk sangka
Kepanikan memacu cepat detak jantung tak kusangka -sangka
Bias-bias kebingungan mengerucut bak jarum jangka
Kecemasan berbaur dalam detik angka-angka
Engkau pun merasakan pedihnya galau
Terkungkung dalam gulitanya penjara risau
Mengelamkan cahaya dari air muka yang kemilau
Klimaks himpitan rasa bak terjerembak dalam ranjau
Gelombang longitudinal pikiranku pun tak bisa menjangkau
Berusaha menghempaskan titik nadir terburuk yang merancau
Betapa hati ini begitu rapuh dan labil
Makhluk yang lemah, tak berdaya, dan kerdil
Selalu memohon perlindungan dari Sang Maha adil
Agar mampu menyematkan semangat di hati kecil
Dan menumbuhkannya meski hanya secuil
Hati tiada tenang bila hanya diam menyerah
Mengepalkan tangan dan menderapkan langkah
Beranjak berusaha keluar dari keterhimpitan zona merah
Menyusuri tempat mengirimkan kabar meski bersusah-payah
Jangan berhenti berdoa dan memohon asih
Melantunkan Al Qur'an dengan hati ikhlas dan jernih
Disiplin berdzikir mengetuk langit Sang Maha Pengasih
Bondowoso, 25 April 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments