Rabu, 27 April 2022

MEMOHON PERLINDUNGAN


Oleh Istantini

(Mainstream Reflektif)

Terpaksa aku bertindak dengan keputusan tanpa pemberitahuan
Bukan ingin keluar dari rel komitmen kesepakatan
Sinyal tempat yang tak tersedia di pangkuan

Selaksa resah menjajah hatiku
Menguliti seluruh permukaan kejujuranku
Meski tiada tujuan buruk terlintas di pikiranku
Merpati tak jua melintas tuk mengabarkan keberadaanku

Berulang kali aku menombol angka-angka
Sesering itu kekhawahtiran menuai buruk sangka
Kepanikan memacu cepat detak jantung tak kusangka -sangka
Bias-bias kebingungan mengerucut bak jarum jangka
Kecemasan berbaur dalam detik angka-angka

Engkau pun merasakan pedihnya galau
Terkungkung dalam gulitanya penjara risau
Mengelamkan cahaya dari air muka yang kemilau
Klimaks himpitan rasa bak terjerembak dalam ranjau
Gelombang longitudinal pikiranku pun tak bisa menjangkau
Berusaha menghempaskan titik nadir terburuk yang merancau

Betapa hati ini begitu rapuh dan labil
Makhluk yang lemah, tak berdaya, dan kerdil
Selalu memohon perlindungan dari Sang Maha adil
Agar mampu menyematkan semangat di hati kecil
Dan menumbuhkannya meski hanya secuil

Hati tiada tenang bila hanya diam menyerah
Mengepalkan tangan dan menderapkan langkah
Beranjak berusaha keluar dari keterhimpitan zona merah
Menyusuri tempat mengirimkan kabar meski bersusah-payah

Jangan berhenti berdoa dan memohon asih
Melantunkan Al Qur'an dengan hati ikhlas dan jernih
Disiplin berdzikir mengetuk langit Sang Maha Pengasih


Bondowoso, 25 April 2022

Tidak ada komentar:
Write Comments

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...