Kamis, 10 November 2022

AKTIVITAS UNTUK NEGERI

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Banyak yang menganggap bahwa uang kunci utama
Menumpuk pundi-pundi menjadi tujuan yang pertama
Setiap aktivitas tiada menghasilkan hanyalah percuma.

Kepekaan terhadap lingkungan sekitar tiada melekat
Berkonsentrasi pada kepentingan pribadi amat kuat
Abaikan mata-mata menatap hampa menyayat
Tiada bergeming ulurkan tangan dan melihat.

Tiada tertanam rasa cinta kepada tanah air
Mengejar duniawi tak pernah bisa berakhir
Tak menginginkan pahala bisa mengalir
Wujud kepedulian tiada pernah terlahir
Rasa nasionalisme terhadang hadir.

Masih tinggi angka buta aksara
Impitan ekonomi terus mendera
Anak-anak jalanan amat sengsara
Kolong jembatan bagai memenjara
Hadirkan kehidupan tragis tiada tara
Namun, empati makin tiada terpelihara.

Lakukan kewajiban hidup bermasyarakat
Pentingnya menjalankan peran bermanfaat
Ulurkan bantuan untuk ringankan beban berat
Kembalikan senyum dan tawa agar melekat
Bangkit menggapai harapan bersemangat.

Beraktivitas kecil tetapi berdampak besar
Lakukan bentuk kegiatan sosial makin gencar
Mengajari anak jalanan baca tulis dengan sabar
Memberikan empati dengan ketulusan tiada memudar.

Meneladani jiwa patriotisme terus tertata
Memaknai ragam aktivitas demi negeri tercinta
Selalu berdoa agar kejayaan dan kemajuan bertahta.

Bondowoso, 10 November 2022

Selasa, 08 November 2022

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Persawahan tampak menghampar luas
Sumber penghasil makanan pokok beras
Tertanam di sana jasa petani tak terbatas.

Petani berangkat ke sawah pagi-pagi buta
Membanting tulang hingga awan senja bertahta
Tak hiraukan terik membakar tubuh secara merata
Berjuang memenuhi kebutuhan bagi keluarga tercinta.

Mengolah tanah dengan mencangkul atau membajak
Menggunakan mesin traktor atau tenaga binatang ternak
Usahakan kegemburan untuk tanaman berkembang biak
Bisa tumbuh subur berharap panen berlipat banyak
Tercukupi kebutuhan sehari-hari istri dan anak.

Petani sosok sederhana, polos, jujur, dan ramah
Terbias dan terbaca jelas pada seraut wajah
Panas matahari selalu memanggang parah
Hitam legam tubuhnya makin bertambah
Namun, memiliki senyum wajah rekah
Tiada terbersit rasa berkeluh kesah.

Setiap hari kerahkan daya maksimal
Memelihara baik tanaman secara total
Menerapkan ilmu dan teknik yang andal
Hilangkan gulma supaya panen tiada gagal
Memberantas hama agar tak berakibat fatal.

Terkadang mengajak tanaman bercengkerama
Memperlakukan dengan baik yang terutama
Doa-doa dan harapan dilantunkan bersama
Panen melimpah dan usaha tak percuma.

Semua jerih payah dilakukan sepenuh hati
Meyakini rezeki selalu mengalir tiada henti
Mensyukuri anugerah-Nya hingga akhir nanti.

Bondowoso, 7 November 2022

Senin, 07 November 2022

MEMINANG KETULUSAN


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Ada ketulusan bersemayam di sana
Tiada berbilang tetapi penuh renjana
Kubisa rasakan nyaman dan terpesona.

Tiada sedikit pun melekat kepura-puraan
Beraksi dengan latar belakang suatu alasan
Ada pamrih mengulas panjang di dalam angan
Tidak sekadar jadi harapan sebatas kata untaian.

Niat baik mendasari tindakan tiada gusar
Murni panggilan dalam hati memancar
Ada keikhlasan senantiasa menebar
Memantik suatu pujian berkelakar
Jadi buah bibir tak akan memudar.

Ketulusan terbaca pada roman wajah
Kelembutan hati terpancar di aura cerah
Tak memerlukan komentar benar atau salah
Enggan menanggapi celoteh yang membuat resah
Setiap aktivitas berada pada pijakan yang terarah
Abaikan keusilan dengan terus maju pantang menyerah.

Padamu aku meminang ketulusan yang sama
Dambakan kenyamanan tak terbatas ritma
Merasakan keteduhan sukma bersama
Merasuk ketenangan bercengkerama
Nikmati ketenteraman hati terutama.

Aku persembahkan ketulusan sejati
Kau bisa merasakan hingga nanti
Menepati janji sehidup semati
Melapangkan juga pintu hati.

Berharap ketulusan selalu menghiasi
Menjadi jejak terukir indah seluruh aksi
Bersama rida-Nya meraup bahagia terealisasi.

Bondowoso, 5 November 2022

Sabtu, 05 November 2022

LUKA MASIH BERTAHTA

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Cinta telah menambatkan beribu luka
Menghalangi pendar dan kilauan arunika
Memenjaraku dalam kegalauan penuh duka.

Kesengajaan pengkhianatan telah menghujam
Menusuk permukaan hatiku terasa remuk-redam
Menikam sukma dan antarkan lara bersemayam
Lunglai lenyap daya dalam pedih bak dirajam.

Kekejaman sempurna telah tersematkan
Sahabat karib menambahkan beribu sayatan
Menyuguhkan awan hitam berarak berkejaran
Membentangkan rona duniaku dalam kegelapan
Tanpa bintang-bintang bercahaya dalam pelukan.

Waktu amat enggan menghadirkan penawar ampuh
Kicauan merdu burung-burung pun terus menjauh
Meninggalkan diriku dalam luka masih
melepuh
Merasakan kegersangan hati yang bergemuruh
Tanpa rimbun pepohonan hati untuk berteduh
Membuat diri makin terpuruk dan merapuh.

Mencoba berkompromi dengan realita
Berusaha menghentikan cucuran air mata
Menyadari takdir telah menyelipkan derita
Memetik hikmah di balik tragedi tergelar nyata
Bangkit 'tuk mempersiapkan asa kembali bertahta.

Aku menyesali kesedihan terlalu lama menjarah
Membiarkan diri tanpa daya untuk melangkah
Menyia-nyiakan waktu berlalu tanpa arah
Mengetahui kenyataan diri telah kalah.

Berusaha menerima semua dengan ikhlas
Bersandar pada kasih-Nya tanpa batas
Meningkatkan derajat lebih pantas.

Bondowoso, 5 Oktober 2022

Jumat, 04 November 2022

MERAIH BAHAGIA


Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Hidup bahagia menjadi idaman semua insan
Tidak hanya terlihat pada elok wajah rupawan
Membias dari dalam hati yang tiada beban.

Menyikapi setiap peristiwa dengan sabar
Mendengar ucapan ganjil menggelegar
Mencabik-cabik sukma sangat kasar
Meninggalkan luka yang tak wajar.

Menganggap semua bak penyedap rasa
Melatih mental baja dan berpijak pada asa
Membubuhkan semangat yang berlaksa-laksa
Meningkatkan ketegaran hadapi ujian menyiksa
Membalut dengan senyum rekah seperti biasa.

Ujian yang tergelar membawa hikmah
Memenjara raga sukma dalam resah
Mengurung kuat dalam keluh kesah
Menggelapkan pikiran tak terarah
Memunculkan berlebih amarah
Namun, semua berakhir indah.

Bersyukur bisa terlepas dari derita
Diri makin kuat menghadapi realita
Menjadi sejarah yang terus bercerita
Tiada terhapus walau semua meminta
Mengkristalkan mutiara makna bagi kita.

Selalu berdoa agar nestapa tak menyapa
Berhati-hati dan waspada sedemikian rupa
Peristiwa buruk tak akan terulang menimpa
Bisa menjalani kehidupan tanpa rasa hampa.

Mendekatkan diri kepada Dia Maha Pengasih
Memohon petunjuk dan perlindungan berlebih
Memantapkan langkah agar bahagia selalu teraih.

Bondowoso, 4 November 2022

Kamis, 03 November 2022

KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA

 

Sumber foto dari google

Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Kehidupan masyarakat desa tenteram terpahat
Hubungan dengan tetangga sangat dekat
Rasa persaudaraan dalam ikatan kuat.

Masyarakat desa polos dan sederhana
Tiada keinginan muluk-muluk sulit dicerna
Berangkat bekerja setiap pagi tanpa rencana
Mengerjakan sawah dengan giat tiada merana.

Datang ke tetangga kanan dan kiri
Ada kebiasaan baik saling memberi
Melakukan barter makanan setiap hari
Sekadar bercanda ria menyenangkan diri
Hilangkan kesenjangan yang harus diakhiri.

Rutin gugur gunung membersihkan lingkungan
Gotong-royong selesaikan pekerjaan persawahan
Masih amat membudaya sistem aktivitas bergantian
Tidak mengukur semua jadi bentuk penghasilan
Suatu hari bekerja ikhlas sebagai sumbangan
Waktu lain berposisi jadi penerima bantuan.

Kerukunan terjaga dan makin merekah
Bentuk kepedulian senantiasa terasah
Keluasan hati diupayakan tetap singgah
Saling memaafkan selalu berakhir indah
Kehidupan bisa dirasakan penuh berkah.

Kegiatan keagamaan senantiasa tergalang
Ronda malam demi keamanan tak meradang
Silaturahmi antar masyarakat makin baik tertuang
Persatuan dan stabilitas desa akan terus berkembang.

Terus mengupayakan desa menjadi kuat dan berdaya
Perekonomian makin tumbuh dan terhindar marabahaya
Bersama rida dan petunjuk-Nya wujudkan desa bercahaya.

Bondowoso, 3 November 2022

Rabu, 02 November 2022

Pantai Melasti

 


Oleh Istantini


Jalan yang berliku dan menanjak
Kanan kiri bukit batu tetapi menghijau
Tiada secuil pun tanah yang tandus
Tiada tampak gersang dan kering kerontang
Bahkan tumbuhan dapat hidup di bebatuan

Sungguh merupakan negeri para Dewata
Subur menghijau nan makmur
Pantai Melasti yang luas membiru
Menghipnotis pikiran dan hati dalam kemanjaan

Penat yang melekat terberai pecah
Terseret alun dan buih pantai yang menghempas
Kegembiraan tertata dalam bingkai rasa
Terhimpun manunggal penuh kesan

Pintu gerbang khas nan indah menjulang
Lalu-lalang kendaraan masuk dan keluar
Menghamparkan panorama yang menyita perhatian
Hingga sejauh mata memandang bisa memfokuskan
Girang duniaku terasa tiada habisnya.

Bahkan penyambutan icon patung penari pendet
Lekukan tubuh dan gerakan tangan
Dibarengi pancaran mata tajam ke kiri kanan
Menggelar jala kewaspadaan
Mernyerupai kenyataan
Seakan hidup dan mengisahkan cerita

Pantai Melasti takada habisnya diceritakan
Kiasan dua sejoli yang memadu kasih sayang
Dilambangkan dengan dua angsa putih
Icon patung yang sedang bercinta
Sungguh membuat hati tergetar

Atmaku menyatu dalam suara semesta
Tiada kekata bisa melukiskan dengan sempurna
Kuterpukau berlaksa-laksa
Sebagai energi positif yang membuat jiwaku segar bugar
Dalam tatanan keinginan yang ingin kuwujudkan

Adalah lambang tingginya peradaban
Kukagum dan bangga
Ikut memilikinya

Bondowoso, 2 November 2022


Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...