Sabtu, 16 Juli 2022

Bukan Sekadar Kata

 


Oleh Istantini


Bukan sekadar kekata yang terucap di bibir
Kudatang dengan sekeranjang penuh kasih
Pun taksekadar hanya ingin tampak baik
Ataupun terselip niat menghakimi

Kutelah menyadari bahwa kutak bisa memaksakan diri
Menggaet keinginan dengan nafsu emosi
Tanpa berpikir jernih dan bersih

Kujuga menyadari kealpaan diri
Bahwa semua adalah kehendak langit
Tak mungkin bisa dikekang atau ditahan
Pun takbisa disketsa ulang
Demi pembenaran suatu keinginan

Pandanglah dengan ketajaman mata hati
Tak akan kautemukan sedikit pun rasa
benci
Kauakan berpuas bahwa hatiku penuh maaf dan kasih
Kau akan berlega hati
Bahwa kesalahan dulu tak seharusnya menjadi jurang pemisah
Tautan jari-jemari kita saling terlepas

Kuhanya perlu waktu sangat lama tuk memahami
Bahwa kau pun takbisa melawan takdir
Kini kuingin hati saling menyelami
Dan berpeluk meleburkan semua larah-larah kelam meracuni

Bondowoso, 16 Juli 2022

Kamis, 14 Juli 2022

Pacar Khayalan

 


Oleh Istantini


Perlahan tetapi pasti
Jarak yang kaurentangkan makin panjang
Hingga bayangmu pun takbisa kutemukan
Di antara hamparan kala terang-benderang

Kutak bisa tampakkan gusar
Makin lama makin kuat mengimpit sukma
Kuhanya bisa suguhkan senyum semu
Di antara detik-detik waktu yang terasa memenjaraku

Kuseperti merindu nan candu
Mencabik-cabiknya sama
Menyiksa-nyiksa juga tiada beda
Lengkung kepedihannya pun senada

Pengap dalam ruang atma
Udara panas menyengat luar biasa
Kuterbakar bara
Hanguskan asa dan rasa

Aku pun menjauh
Tak ingin mengusik bayangmu yang telah sirna
Kuhanya ingin nikmati kesendirian
Bersama ilusi tentang pacar khayalan
Sebatas maya, hampa mengangkasa

Pacar khayalan hanya sebuah nama
Raibnya nyata tiada rupa
Hanya celoteh saja
Bahwa Dia ada yang tiada

Bondowoso, 15 Juli 2022

Asa yang Menyeru

 


Oleh istantini


Seluruh isi ruang hatiku telah tertata rapi
Tak tampak berantakan lagi
Remuk-redamnya telah pergi
Meski meninggalkan episode sedih
Namun akan berlanjut di kemudian hari
Dalam nuansa berseri-seri

Kutak hanya mematung
Dalam kuatnya jerat balok memasung
Hingga terpaksa terhenti laju pikiranku
Juga keinginan-keinginan hatiku

Telah kumulai lembaran baru
Dengan semangat menggebu
Dorongan asa senantiasa menyeru
Pikiran dan hati terus padu menyatu
Awal menuju bahagiaku

Kutak bisa terus pertahankan muram hati
Sebab mentari selalu menyinari
Kuawali dengan gerak dan derap kaki
Melangkah dengan pasti
Membawa keyakinan dalam diri

Hentikan sinis dalam hati
Merajut silaturahmi
Tebarkan rasa mengasihi
Menjalani takdir-Nya dengan keyakinan
Bahwa jalan ini adalah terbaik

Tak kan pernah kusia-siakan lagi
Hari-hariku akan merekah penuh arti
Kutak perlu merasa sangsi
Ukiran hasil pahatan aktivitasku penuh percaya diri

Bondowoso, 14 Juli 2022

Selasa, 12 Juli 2022

Lontar Rasa

 


Oleh Istantini


Kuingin hanguskan lembar-lembar ceritaku
Biarlah semua menjadi abu
Tak tereja abjad-abjad beruntaian
Tak terbaca kekata penuh sanjung dan puja
Seiring niat hati menghapusnya

Kuingin semua lenyap tanpa jejak
Tiada tertinggal sekecilpun lembar lontar
Tempat ungkapan rasa tergores di sana
Memberikan kekayaan warna cerita

Biarlah kenangan yang tersisa
Sesekali menyeruak
Tak akan pernah hadirkan resah
Semua telah hilang pamornya
Lenyap taring-taring pengaruhnya

Tak lagi dahsyat
Menambatkan rindu tak berujung pangkal
Menggelindingkan butir-butir cinta mengkristral
Serta mendebarkan seluruh ruang hati dengan gejolaknya

Kuhanya terus memalingkan rasa
Mencampakkannya ke dalam ruang hampa
Agar tak lagi menyerta pada setiap embus napas
Tak lagi mengawal setiap langkah
Dan mengheningkan suara getarnya
Agat tak pernah kembali terdengar

Bondowoso, 13 Juli 2022

Alun Kekejaman

 

Sumber foto dari WAG

Oleh Istantini


Kutelah lama terpaku dalam khayalan
Asyik terbuai dalam jelajah masa silam
Kusadar telah banyak waktuku terbuang
Pun perhatianku tersita
Tersasar pada kenangan
Yang seharusnya telah kumatikan akarnya

Hanya bersua hampa pada akhirnya
Tiada mengubah ceritaku pada dunia
Kuberdosa pada wajah duniaku yang pucat
Terlantar sangat lama tanpa geliat asa

Kutelah menyiksa diriku
Tetap berkutat dalam kenangan tempo dulu
Meski menyesakkan kalbu
Menghadirkan cakrawala kelam dalam langit hatiku

Aura pucat-pasi bernanar setiap masa
Impit kepedihan pada sukma tiada tertahan
Hadirkan nelangsa yang meronta-ronta
Mengukuhkan stress makin lama bertahta

Kumasih merasa heran
Takbisa kumasukkan dalam akal tuk bernalar
Tak ada paparan alasan semua tergelar
Kenyataannya telah membuatku terbenam Bersama lirih irama kesedihan mendalam

Semua adalah ilustrasi atau lukisan
Kutersasar alun kekejaman
Yang lama membuih sejak bermula

Bondowoso, 12 Juli 2022

Senin, 11 Juli 2022

Menu Sate

 

Sumber foto dari wa 

(Pentigraf)

Oleh Istantini

 

Pagi itu Sarmin bangun lebih awal dan bergegas mandi. Dia akan ikut serta dalam kegiatan kerja bakti di kampungnya. Sebilah sabit telah dibawanya. Sebelum berangkat Dia berpamitan kepada istrinya yang sedang menyiapkan tusuk-tusuk sate.

 

Sarmin bergembira karena hari ini istrinya akan membuat sate untuknya. "Hari ini akan ada makan besar?", tanya Sarmin. Istrinya merespon dengan anggukan kepala. Sarmin langsung berangkat menuju tempat kerja bakti. Dia bekerja keras dan mengajak orang-orang kampung lebih giat agar pekerjaan cepat selesai. Kegiatan kerja bakti pun akhirnya selesai. Kemudian semua menyantap makanan yang telah disiapkan ibu-ibu di kampung itu. Menu lalapan dengan ayam, dadar jagung, dan ikan laut goreng. Semua lahap menyantap kecuali Sarmin yang langsung pulang.

 

Begitu sampai di rumah, Sarmin langsung menuju meja makan ditemani istrinya. Dia bernafsu ingin segera menyantap sate. Bumbu kacang kecap dengan potongan sate berbentuk balok sungguh menggoda selera. Satu tusuk dilahapnya. Dia mengatakan bahwa rasa satenya tidak seperti biasanya. Istrinya menjawab, "Saya mencoba resep sate tempe". Sarmin tetap melanjutkan makan meskipun dalam hati ada penyesalan telah menolak makan bersama usai kerja bakti.

 

Bondowoso, 11 Juli 2022

Minggu, 10 Juli 2022

Dinamika Rute Perjalanan

 


Oleh Istantini


Sebuah rute perjalanan menghampar
Mendatar, berliku, dan menanjak
Melukis jejak yang tak sama
Namun, masing -masing memiliki dinamika

Tak selamanya mulus dan lancar
Pun tak seterusnya dalam kondisi terjal
Ruang napas selalu disediakan oleh-Nya
Momen merenungi dan berintrospeksi
Serta mengambil sikap dan langkah tepat

Tak mungkin merasa nyaman dalam diam bermanja
Bagaikan parasit atau gulma
Menjadi pengganggu yang kan terukir pada sejarah
Pasti pertentangan diri kan berkecamuk
Tentu pemberontakan dalam hati kan mencecar

Terkadang bergulat dalam suasana sarat tantangan
Sebagai arena pembelajaran kehidupan
Yang akan memolakan kedewasaan
Menjadi pribadi yang karismatik

Sebuah rute perjalanan penuh dinamika
Terkadang merasa sangat bahagia
Bisa memanfaatkan sebuah kesempatan
Dalam waktu dan ritme yang tepat

Terkadang dicekam bimbang
Perasaan takut gagal
Dan melupakan sebuah nasihat bijak

Enyahkan rasa pesimis
Pacu semangat dan usaha
Dan berserah apapun hasilnya
Hasil tak kan pernah ingkari usaha

Bondowoso, 10 Juli 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...