Rabu, 22 Juni 2022

Entah

 

Oleh Istantini


Entah aku harus merasa senang
Dengan raut muka bersinar
Dengan senyum dan tertawa lepas
Dan bergegas mengabarkan pada semesta

Atau aku harus merasa sedih
Dengan raut muka murung
Dengan pilu yang menggantung
Menahan sembilu yang kian merajuk

Aku hanya terdiam
Semua seperti tertahan
Tak ada yang bisa kulakukan
Tak ada yang perlu kuungkapkan

Aku mendesah
Mencoba bersahabat dengan fakta
Bertoleransi dengan kenyataan
Dan beradaptasi dengan rencana-Nya

Entah...
Aku harus merasa senang
Atau aku harus merasa sedih
Berkaitan dengan hal yang telah tersurat
dan telah terjadi.

Aku percaya
Adalah bagian dari rencana-Nya
Yang selalu lebih baik
Dan indah pada waktunya

Bondowoso, 22 Juni 2022

Selasa, 21 Juni 2022

Kisah di Taman Kota

 

Oleh Istantini


Kukenang kebersamaan
Tatkala sinar kekuningan tembaga
Berkelana dan singgah
Menawarkan bias-bias keceriaan
Menjelma dalam nuansa bahagia

Kukenang setiap sudut taman kota
Sebagai latar adegan suatu kisah
Terangkai menjadi cerita yang berurutan
Ketika kita mengukirnya bersama

Berbicara dari hati ke hati
Membuka diri tanggalkan egois
Saling ungkapkan satu sama lain
Saling bersenyawa dan memahami

Adegan dialog kaugunakan dengan maksimal
Kujuga sampaikan hal yang mengganjal
Bersama saling memperbaiki dan berbenah
Memeluk kebahagiaan yang dirindu bersama

Adegan cemburu dengan gerutu
Terpoles marah dan cemberut
Lengkapi kisah tak monoton
Bagai riak-riak mengalun
Juga membuih
Menghadirkan nuansa penuh warna dan rasa

Kisah taman kota takkan usang
Terpahat kuat di relung atma
Menyembur keluar
Bersenandung dalam aneka langgam
Pelipur lara tiada terbantah

Bertahan dalam setia
Memikat dalam rasa
Abadi dalam kenangan
Tanpa batas
Rindu dan cinta
Mengukir cerita di taman kota

Bondowoso, 22 Juni 2022

Senin, 20 Juni 2022

Hanya Maya

 

Oleh Istantini


Kausuguhkan kekata manis memanja
Berisi puja-puji yang membuatku melayang
Mengangkasa dalam rasa tertuang
Meski hanya sebatas dalam whats up

Nyatanya kau telah munculkan girangku
Dari setangkup kesedihan menyeru
Kau hadirkan gembiraku
Dari sebongkah kepedihan yang beku

Kau kirimkan pesan istimewa
Berupa karangan bunga nan cantik
Kaubilang sebagai manifestasi kekata hati
Kaubilang bukan sekadar celoteh tanpa arti
Agar kubisa memahami

Nyatanya duniaku menjadi cemerlang
Bahagia menyelinap kerap tak tereja
Tersungging senyum dan tawa merekah Kutergoda dalam diam
Dari sinar aura yang terbaca

Kau warnai hariku dengan penuh penghiburan
Dari fajar hingga senja tiada jeda
Kujadi terlena
Tiada sadari semua hanya dalam whats up

Realita tetapi maya
Harapan pun gamang
Hanya larah-larah samar
Sekejap pun menghilang

Sadar dan camkan
Biar luka takkembali menganga

Bondowoso, 20 Juni 2022

Minggu, 19 Juni 2022

IKHLAS MERENDA HARI

 

Oleh: Istantini

(Mainstream Reflektif)

Kehidupan bahagia menjadi idaman setiap insan
Aral melintang kerap hadir untuk menghambat tujuan
Beragam ranjau pun tak pelak melayangkan kegagalan.

Kekecewaan terlintas, terbaca dengan jelas dalam aura
Tiada bisa tersembunyikan rasa sedih yang mendera
Telah berupaya menyamarkan tetap menyandera
Tertambat di relung atma ulaskan sengsara.

Rasa malu membayangi dan kerdilkan hasrat
Semua gerak terpaku dalam keputusasaan mencuat
Terbelenggu di dalam ikatan pasung kegagalan menjerat
Hingga simpul-simpul malas berhasil mengikat dengan kuat
Sulit untuk membebaskan diri dan membangkitkan semangat.

Menyesali usaha keras berakhir sia-sia makin menghunjam
Ingin menjerit melampiaskan kesedihan yang ‘lah tertanam
Mengurai mata rantai kegagalan kian terasa mencekam
Berimbas kemarahan akibat kegagalan masa silam
Ketidakpercayaan masih singgah dan menajam
Keterpurukan terus merundung dalam kelam.
.
Mengurung diri tanpa tindakan bukan suatu solusi
Memuja malas hanya memantik kegagalan kian beraksi
Segera menyadari untuk menumbuhkembangkan motivasi
Menyerah merupakan tindakan kerdil yang harus diantisipasi
Ikhlas menerima takdir-Nya, rencana terbaik akan menghiasi.

Kegagalan sebagai kesuksesan tertunda sebagai nasihat manis
Mengilhami derap langkah penuh keyakinan tiada pesimis
Mensyukuri setiap anugerah, ujian yang tiada tertepis
Dengan menjalani hari-hari penuh rasa optimis.

Ikhlas merenda hari dengan rasa percaya diri
Enyahkan penyakit hati yang hambat 'tuk berdikari
Berpijak pada ajaran agama supaya rida-Nya menyinari.

Bondowoso, 17 Juni 2022

Renta Terjejak

 


Oleh Istantini


Menua telah terjejak
Larah-larahnya tampak jelas memahat
Cermin diri telah memvalidkan
Berharap tangan-tangan akan menengadahkan do'a
Tiada segera melambai-lambaikan
Isyaratkan sebuah perpisahan

Renta membayang di pagi buta
Cahaya mentari memperjelas auranya
Merapuhkan sukma
Menaburkan kekuatiran
Takdir kematian kan menyapa cepat

Kubelum melunaskan rinduku
Kuingin kristalkan cintaku
Dalam butiran-butiran makna mendalam
Tersematkan kuat dalam sumpah
Mengakar hingga akhir zaman

Kumasih ingin mendengar senandung
Dalam lirik kesetiaan mengenang
Dalam syair cinta dan sayang tak berubah
Selalu terngiang dalam sebuah keabadian

Kuingin membawa cinta hingga renta terus berjalan
Dalam lalu-lalang waktu terus membayang
Cinta dan rindu yabg tetap sama
Tidak aus oleh gerus-gerus waktu menjarah

Surabaya, 15 Juni 2022

Sabtu, 18 Juni 2022

Cinta Pura-pura

 


Oleh Istantini


Kau menganggap ucapanku basa-basi
Mudah dikatakan tetapi terdengar sakit
Hanya berisi maksud tuk berkelit
Atau suatu cara untuk menghindari

Rasa kecewa tak bisa kausembunyikan
Ketika semua berjalan tak sesuai keinginan
Adalah hal yang sangat wajar
Ku hanya bisa terpaku memandang
Hanya berdoa dan tak ada yang bisa kulakukan

Bahkan kau katakan ingin cinta pura-pura
Dengan sangat memohon bisa kukabulkan
Bisa menerima meski hati dipermainkan
Agar bisa dekat dan selalu bersama

Aku mendesah tak temukan kekata
Tuk memberi penjelasan lebih gamblang
Entah rasa kasihan atau rasa bersalah
Bagaimanapun ku telah membuatnya terluka

Memaksakan adalah suatu penindasan
Mempermainkan adalah kejahatan
Kutak memiliki hati tuk cinta pura-pura
Kujuga tak memiliki hati tuk mempermainkan

Bondowoso, 19 Juni 2022

Syair Kehidupan



Oleh: Istantini

(Mainstream Analitis)

Menapaki kehidupan dengan berbagai pernak-pernik
Terkadang bersanding ragam masalah yang sangat pelik
Lain waktu bertaburan bintang gemintang, bahagia memekik.

Masalah selalu timbul tiada bisa dihindari
Memantik resah gelisah luar biasa tiada terperi
Menjajah sudut-sudut pikiran dengan menari-nari
Terapkan alternatif solusi agar damai hadir di sanubari.

Silih berganti ujian dan cobaan mendera
Menghujani kalbu dengan rasa pedih tiada tara
Melumatkan urat-urat tubuh tak sekadar bersuara
Mengalirkan sembilu ke pembuluh pesak tak terkira
Melumpuhkan tulang-belulang dan sendi yang cedera

Tangis kesedihan tak henti mengalir
Menyekap helai-helai sukma sarat getir
Merajam relung-relung atma tiada akhir
Bertumpuk nestapa terangkum dalam syair
Senandung pilu menyentuh senantiasa berdesir
Mengalun iramanya di antara angin dingin semilir.

Pelik kehidupan menghadirkan kelam membayang
Bagian dari takdir jadikan sekujur raga meradang
Kidung kebahagiaan nan menggema tertuang
Bagian dari takdir jadikan ruang hati riang
Bak dua sisi mata uang bertolak belakang.

Roda berputar tiada bisa dikendalikan
Irama kehidupan mengalun bergantian
Nuansa alur cerita dalam ritme tak stagnan
Hanya kepada-Nya sebenar-benarnya sandaran.

Jalani dengan penuh kesabaran tanpa berkeluh kesah
Berprasangka baik terhadap rencana-Nya dengan pasrah
Berupaya menakhlukkan, penuh syukur, serta memetik hikmah.

Bondowoso, 16 Juni 2022

Entri yang Diunggulkan

SEMANGAT JUANG

 Oleh: Istantini Mainstream Analitis Totalitas berjuang demi kemenangan tergenggam Mengukir tinta emas menjadi sejarah terekam Mengharu...