Oleh: Istantini
(Mainstream Reflektif)
Kehidupan bahagia menjadi idaman setiap insan
Aral melintang kerap hadir untuk menghambat tujuan
Beragam ranjau pun tak pelak melayangkan kegagalan.
Kekecewaan terlintas, terbaca dengan jelas dalam aura
Tiada bisa tersembunyikan rasa sedih yang mendera
Telah berupaya menyamarkan tetap menyandera
Tertambat di relung atma ulaskan sengsara.
Rasa malu membayangi dan kerdilkan hasrat
Semua gerak terpaku dalam keputusasaan mencuat
Terbelenggu di dalam ikatan pasung kegagalan menjerat
Hingga simpul-simpul malas berhasil mengikat dengan kuat
Sulit untuk membebaskan diri dan membangkitkan semangat.
Menyesali usaha keras berakhir sia-sia makin menghunjam
Ingin menjerit melampiaskan kesedihan yang ‘lah tertanam
Mengurai mata rantai kegagalan kian terasa mencekam
Berimbas kemarahan akibat kegagalan masa silam
Ketidakpercayaan masih singgah dan menajam
Keterpurukan terus merundung dalam kelam.
.
Mengurung diri tanpa tindakan bukan suatu solusi
Memuja malas hanya memantik kegagalan kian beraksi
Segera menyadari untuk menumbuhkembangkan motivasi
Menyerah merupakan tindakan kerdil yang harus diantisipasi
Ikhlas menerima takdir-Nya, rencana terbaik akan menghiasi.
Kegagalan sebagai kesuksesan tertunda sebagai nasihat manis
Mengilhami derap langkah penuh keyakinan tiada pesimis
Mensyukuri setiap anugerah, ujian yang tiada tertepis
Dengan menjalani hari-hari penuh rasa optimis.
Ikhlas merenda hari dengan rasa percaya diri
Enyahkan penyakit hati yang hambat 'tuk berdikari
Berpijak pada ajaran agama supaya rida-Nya menyinari.
Bondowoso, 17 Juni 2022