Oleh: Istantini
(Mainstream Analitis)Aku terlalu takut jatuh dan terpuruk
Leher bak tercekik dalam napas buruk
Terengah sesak seiring kekuatan terkeruk.
Gada kekejamanmu telah memukulku telak
Tersungkur tanpa kesempatan 'tuk mengelak
Terjerembab amat lama hingga sulit bergerak
Terkubur makin dalam tiada cahaya menyeruak.
Dunia gelap gulita seiring derita menghantam
Cerita kelam memolesnya makin menghitam
Datang dari segala arah dan menghunjam
Terdiam hampa dengan luka terpendam
Mematahkan batang asa dan merajam.
Trauma senantiasa mengulas panjang
Bentangkan nestapa terus mengguncang
Menyerang jiwaku hingga hebat meradang
Terlilit kuat hingga daya terkurang dan hilang
Luluhlantakkan semangat yang mulai tergalang
Mengasingkan diri dengan kepercayaan gamang.
Dampak trauma telah mengekang dan menjajah
Berlembar-lembar lontar jadi pemahat gelisah
Berbaur kesedihan yang selalu membuncah
Bersyukur bisa membuka jalan melangkah
Membuat diri terbebas dan temukan arah.
Menemukan kembali jati diri secara penuh
Membangun benteng ketegaran yang kukuh
Menghadapi cemerlang dunia tanpa mengeluh
Mengupayakan hati dan jiwa tak pernah rapuh.
Memetik hikmah terbaik dari peristiwa tergelar
Meyakini pahit ujian-Nya menempa lebih tegar
Meningkatkan kualitas iman dan kritis nalar.
Bondowoso, 5 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments