Oleh Istantini
Akhirnya kuhanya berdiri terpaku memandangnya
Pergi berlalu hingga tak tampak di kejauhan
Hanya air mata yang mampu menerjemahkan
Seberapa kedalaman sedih dalam diam
Yang kini kurasakan
Ada tanya yang berulang menyeruak
Mencecar gencar
Timbulkan rasa bergemuruh di kepala
Bagai akan meledak menumpahruahkan semua
Inikah yang menjadi keinginan?
Seperti inikah akhirnya?
Rasa sesalkah yang menghamba?
Ataukah klaim duka yang hanya akan berlangsung sesaat?
Kumasih berdiri terpaku
Bersama beban berat pikiran yang merajuk
Menyematkan resah dan lara beribu-ribu
Hingga terkulai lemas tubuhku
Laungkan ratapan yang begitu pilu
Ibarat pedang cinta telah mengayun
Membabat relung-relung kalbu
Tumbanglah pilar-pilar harapanku
Hidup dalam hampa
Kemana harus menuju
Entah kapan semua akan berlalu
Kumenunggu dalam jejaring sendu
Irama takdirku selalu mengalun
Penuh haru dan berliku
Namun kutak boleh larut dan hanyut
Dalam aliran rasa yang sebabkan jiwaku luruh
Bondowoso, 27 Agustus 2022
Tidak ada komentar:
Write Comments