Oleh: Istantini
Mainstream ReflektifKedekatan hati terpaksa meradang
Penyebab sepele terus saja terngiang
Menjadi pemicu yang tiba-tiba terhidang.
Hati yang dahulu lapang kini tiada tampak
Ketersinggungan begitu mudah menjejak
Semua menjadi begitu rentan mengerak
Tiada kebenaran ragam ujar berpihak.
Takbisa lagi berbicara dari hati ke hati
Gelap jalan komunikasi bak di dalam peti
Apakah kebencian telah menjadi harga mati?
Kedekatan telah terobrak-abrik dengan pasti
Semilir kerinduan takmungkin dapat dinikmati.
Kedekatan terbangun benar-benar telah hancur
Kekentalan darah takmampu membuat berbaur
Benteng pemisah makin tinggi tiada terukur
Mengakibatkan akses tertutup tanpa jalur
Harapan tercipta harmoni telah terkubur
Merebakkan keterasingan tiada luntur.
Semua bukan sekadar sandiwara
Butuh kelapangan hati menggelora
Lumatkan kerak ego pemacu prahara
Upaya ciptakan tenang damai tiada tara
Kedekatan kekeluargaan akan terpelihara.
Menyadari ikatan darah takbisa dipungkiri
Rasa kasih sayang menyentuh menghampiri
Berusaha pemaaf dan memahami setiap hari
Anggap tragedi hanya sebatas goresan jemari.
Meyakini peristiwa terjadi kehendak-Nya semata
Jadikan pembelajaran agar mutu iman makin bertahta
Terus beraktivitas dan berdoa menyentuh langit semesta.
Bondowoso, 22 Juni 2023
Tidak ada komentar:
Write Comments